94. Diperbaiki

783 134 161
                                    

Serial The JAHat Stories – 94. Diperbaiki

Penulis : Uniessy 

Dipublikasikan : 2020, 21 Juli

-::-

Sekitar jam setengah lima, Hamzah turun ke butik bersama Johnny, sebab Ibu Hanun minta tolong Johnny untuk meng-upgrade sistem di butik, agar lebih mudah pembukuannya.

Johnny sih yang nawarin. Belum lama ini dia dapat software terbaru dan menawarkan untuk digunakan Ibu Hanun ke butiknya. Sejak sebulan yang lalu, dan baru dua hari kemarin disetujui. Karena software ori kan memang lumayan mahal.

Ulya sedang merapikan pakaian yang di-display di rak ketika keduanya datang.

"Sibuk ngga, Ul?" tanya Hamzah setelah mengucapkan salam.

"Ngga, Mas. Penjualan barusan udah masuk sistem kok. Info dari Ibu Hanun, mau upgrade kan? Nanti repot masukin data lama ngga?"

"Ngga, data lama kan nanti gue back-up," kata Johnny. "Biar kamu ngga repot."

Johnny berkata begitu dengan senyum manisnya, melihat pada Ulya yang merasa sesak napas dadakan. Gitu-gitu, Ulya kan makhluk berjenis kelamin perempuan. Gampang baper!

"Oh," Ulya grogi, "bagus deh."

Johnny nyengir, lalu menuju meja tempat Ulya biasa bekerja. Tangan Johnny lekas memegang mouse dan mengecek komputer. Dia mengeluarkan satu USB dari saku.

Sementara Ulya meneruskan pekerjaannya melipat ulang pakaian, Hamzah duduk di sofa, hendak main sosmed. Tapi tidak lama, sebab rupanya ponsel Hamzah nyaris kehabisan daya.

Bangkit dari duduknya, Hamzah mendekat pada Johnny. Biasanya charger ponsel Ulya ada di laci meja.

"Ul, gue pinjem casan," kata Hamzah. Tangannya menarik laci, menemukan charger yang dimaksud di sana.

"Iya, pake aja, Mas," sahut Ulya. "Eh, iya... Aku lagi ngecas pebe sih. Dicabut aja, ngga apa-apa."

Hamzah merunduk, lantas melirik mencari lubang listrik di dekat meja. "Kabel sambungnya mana? Kok ngga ada?"

Biasanya, lubang listriknya diisi oleh kabel sambung yang bisa digunakan empat alat listrik. Jadi ramean gitu, ngga mesti gantian.

"Rusak, Mas. Kemaren sore ngga sengaja jatoh, abis itu mau dipake eh ngga nyala..." sahut Ulya. "Nanti ganti baru kalau sempet ke minimarket. Hehe..."

Johnny ikutan melirik ketika Hamzah menarik keluar kabel sambung yang dibilang rusak oleh Ulya. Hamzah membolak-balik kabel tersebut, lantas menyambungkannya ke lubang listrik. Lampu penandanya memang mati, plus aliran listriknya tidak tersalur. Ponsel Hamzah tidak terisi daya ketika tersambung ke sana.

"Gue ke mobil dulu," kata Hamzah, usai membawa kabel sambung tersebut ke atas meja di dekat sofa.

Sedangkan Johnny mengunduh sistem dari USB ke dalam komputer yang memang membutuhkan waktu beberapa menit.

"Ngapain itu bocah?" gumam Johnny, memandangi punggung Hamzah yang menuju pintu depan. "Eh, iya, Ul, emang kaki lo sakit?"

"Hah? Kakiku kenapa? Ngga kenapa-kenapa ah, Mas."

Ulya geleng-geleng kepala. Johnny itu sering dapet hoax, makanya nanya aneh-aneh.

"Beneran ngga kenapa-kenapa?" tanya Johnny lagi.

"Iya, Mas Johnny..." sahut Ulya.

"Bisa jalan?"

"Bisa lah."

The JAHat StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang