Serial The JAHat Stories – 48. KABUR
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 6 Oktober
-::-
Menguap beberapa kali, Alif memandangi jalanan di balik kaca jendela angkutan umum yang siang ini ia tumpangi. Dia mengembuskan napas keras sebelum mengeratkan dekapannya pada tas ransel yang ia bawa. Pandangannya terlihat bosan.
Alif mengalihkan tatapannya, pada sejumlah orang yang baru naik. Empat orang laki-laki muda yang kelihatannya hanya beda beberapa tahun darinya, berdiri di koridor metromini yang ia tumpangi. Dan lagi-lagi, Alif menggerakkan kepalanya ke lain arah, mengusir bosan yang melandanya.
Ya tentu dia bosan, sudah berada di metromini ini nyaris satu jam. Siang terik dan panas, tapi dia harus pergi ke daerah Jakarta Barat untuk mengurus sesuatu. Urusan bapaknya sih sebenarnya, tapi karena Bapaknya ALif ngga sempat, jadi Alif yang disuruh.
Awalnya dia mau bawa motor, tapi mengingat hari ini panas luar biasa dan Alif juga kurang istirahat gara-gara semalam maksa ngabisin tiga juz sebelum tidur malam, makanya dia memutuskan naik angkot aja.
Bisa pules sih biasanya.
Lagian, biar nanti abis dari JakBar dia bisa mampir ke kafe, terus punya alasan buat nginep di rumah Hamzah, sepik ngga bawa motor kan enak ada alasan buat ngga pulang ke orang rumah; Kecapekan.
Tapi Alif lagi anyep aja kayaknya ya. Hari ini bukan cuma terik yang menerjang, tapi juga macet di mana-mana. Bodohnya, dia lupa kalau Jakarta tuh banyak pembangunan di berbagai tempat. Otomatis, di sana sini ya ketemu jalan yang ditutup sebagian, sementara banyaknya kendaraan di Jakarta tidak juga berkurang.
Jadi, meski Alif udah merem melek beberapa kali, dia belum juga sampe di tujuan dia tuh; Terminal Blok M.
Alif ingin sekali memaki, tapi lisannya sudah terlatih untuk tidak mengucapkan kata itu pada keadaan seperti ini.
Tadinya dia mau tilawah sebentar, tapi kantuk yang masih menyerangnya mencegahnya melakukan hal itu. Maka yang Alif lakukan adalah menggeliat pelan, menyegarkan otaknya sejenak. Dia kembali menguap pelan, tepat ketika seorang ibu dan perempuan muda naik lewat pintu belakang, dekat dengan tempat duduk Alif.
Tanpa menunggu, Alif berdiri dan mempersilakan ibu tadi duduk di tempatnya. Tangan kanannya menggapai pegangan metromini yang ada di bagian atas. Alif menutup mulutnya dengan tangan kiri sebab dia mulai menguap lagi.
Metromini mengerem ketika ada satu motor menyalip lajunya, membuat penumpang yang ada di dalamnya terhuyung ke depan, tidak terkecuali Alif. Beruntung pegangannya kuat, jadi Alif tidak menubruk penumpang lain.
"Weh, hati-hati dong lu!" kata seorang laki-laki kepada temannya. "Ada cewek nih!"
Cewek yang dimaksud adalah perempuan yang baru saja naik, terpaksa berdiri karena tidak ada tempat duduk. Ada cowok-cowok duduk juga pada tidur, atau pura-pura tidur biar ngga kasih tempat duduk.
"O iya, sori, sori. Gua ngantuk banget ini," kata yang satunya.
Alif geleng-geleng kepala sebab laki-laki yang pertama tampak ingin memukul si laki-laki ke dua. Tidak mau ambil pusing, Alif mengambil ponsel di bagian depan kantung tas ranselnya. Mendingan dia ngecek sosmed daripada bete nungguin metromini terhalang lampu merah. Terminal sudah tidak seberapa jauh.
Dan Alif harus kecewa sebab hanya ada akun Johnny yang berkomentar di laman instagramnya. Ponselnya kembali masuk ke tempat semula. Sebaiknya dia bersiap untuk turun di terminal, pikiran Alif memerintahnya demikian.
KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
فكاهةKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!