Serial The JAHat Stories – 77. Nganterin Pulang
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2020, 11 Maret
-::-
Hujan turun di luar sana, mengguyur jalanan ibukota yang terlihat terang oleh cemerlangnya lampu jalan di kiri dan kanan. Kendati demikian, itu tidak terlalu terpengaruh kepada suasana hati penumpang dan pengendara mobil yang kini tengah melaju membelah jalanan yang basah.
"Kok bisa ya ada orang jahatin Hanifa? Ngga habis pikir gue, Ul," kata suara Johnny, pemuda yang kini duduk di balik setir atas kendaraan yang tengah melaju dalam kecepatan sedang.
Johnny berbicara dengan Ulya yang duduk di kursi penumpang bagian tengah dari mobil Lexus GS 200t Luxury. Mobil baru pengganti dari mobilnya Johnny yang kemarin bolong diterjang peluru. Mereka baru saja menjenguk Hanifa yang hari ini mendapat kejadian mengerikan. Gadis itu menangis tiada henti dengan jilbab berlumuran darah Zaid, teman satu sekolahnya. Hanifa tidak bisa ditanya-tanya sama sekali, karena gadis itu bahkan kesulitan untuk bicara sepatah kata.
Sedangkan Ulya, ditanya seperti tadi oleh Johnny, dia cuma diam memerhatikan jalanan yang menyepi karena orang-orang meramaikan tempat-tempat berteduh sekadarnya. Sebenarnya dia ingin berlama-lama di rumah sakit, tapi mengingat hari sudah jam sembilan malam, pihak keluarga Hanifa menyuruhnya untuk pulang saja, karena besok kan Ulya harus kembali bekerja.
Padahal Ulya ingin sekali bisa menemani Hanifa di kala sedihnya.
Tapi, yah, dia kan bukan siapa-siapa. Hanya orang lain.
Johnny mengintip keadaan Ulya dari balik spion mobil di bagian tengah. Ulya tadi akhirnya setuju untuk diantar pulang oleh Johnny daripada harus menunggu Gara menjemput ke rumah sakit. Pasti memakan waktu. Jadi, sekalian pulang, Johnny menawarkan kebaikan hatinya untuk mengantar Ulya sampai rumah.
Padahal Johnny juga ingin lama-lama di rumah sakit, sampai Hanifa bisa dinyatakan pulang, Hamzah pasti juga akan terus berada di sana. Tapi dia juga kasihan kalau Ulya pulang terlalu larut jika harus menunggu Gara menjemput. Jadi, Johnny merelakan Alif saja yang menunggui sahabat mereka di sana.
"Lo laper ngga?" tanya Johnny lagi. Rasanya aneh, di mobil dengan orang lain tapi tidak bicara apa-apa.
"Ngga, Mas," jawab Ulya kemudian. Matanya, yang masih mengarah ke jalan yang disapa oleh rintik hujan, mengerjap pelan.
Laju mobil, yang mereka tumpangi, terhadang oleh nyala lampu merah.
"Hanifa itu orang baik ya, tapi kenapa ada aja yang gangguin dia?"
Pertanyaan Ulya membuat Johnny sontak menoleh, kemudian kembali menghadap depan. Kaget dia, Ulya akhirnya mau ngobrol juga.
"Itu dia, ngga punya hati yang ngebegal mereka," kata Johnny. "Orang baik kayak gitu..."
"Zaid juga anak baik," sambung Ulya tak seberapa lama. "Kenapa dipukulin sampe pingsan begitu? Jahat."
Johnny hanya mengangguk sekilas. Dia sendiri tidak paham, apa motif penyerangan terhadap Zaid dan Hanifa sore ini. Karena bagi Johnny, dua bocah itu termasuk dalam kategori anak baik-baik, bocah tidak banyak gaya. Kalau dirinya yang diserang, masuk akal. Bisa jadi alasannya datang dari barisan para mantan yang sakit hati. Meski kurang make sense juga, karena Johnny kan ngga pernah ngelepeh cewek semena-mena.
"Mas Hamzah kasihan, mukanya stres banget," kata Ulya, yang tadi memerhatikan wajah Hamzah yang memang terlihat stres luar biasa. Seolah kehabisan akal tentang bagaimana caranya membujuk Hanifa agar bicara kronologi sebenarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/102100900-288-k7657.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!