110. Seriously

299 76 24
                                    

Serial The JAHat Stories - 110. Seriously

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2022, 14 Maret

Note : Infoin typo yaaa
-::-

Cahaya mentari telah memasuki kamar dengan sempurna usai Johnny menyibak gorden besar yang menutupi jendela kamar di lantai atas. Sesungguhnya ini bukan kamar tidurnya, tapi semalam Johnny berdiam di sini karena pendingin ruangan di kamarnya dirasa kok ngga dingin. Kayaknya minta dibersihin.

Masih setengah fokus, Johnny melihat layar ponsel dan mendapati jam digital di sana menginformasikan bahwa sekarang sudah pukul enam pagi. Ini hari Ahad dan dia libur kuliah. Selain itu, dia memang sudah memasang alarm karena hari ini jadwal main di Dofun bareng yang lain.

Teras kamar yang diisi dengan dua kursi dan satu meja tampak kosong karena memang tidak ada siapa-siapa. Kamar Johnny di bawah terasnya ada kolam renang pribadi. Kalau pagi, biasanya ada burung gereja yang meneguk air dari sana.

Menarik napas dalam-dalam, Johnny menghirup udara pagi yang begitu bikin candu. Dia menggaruk kepalanya sembari melongok ke bawah, melihat sekumpulan rumpun bunga yang sengaja dipelihara oleh asisten rumah tangga atas perintah Mami, tentu saja.

"Hai, Love!" sapaan Mami terdengar begitu Johnny mendapati sosok sang ibu tengah fokus menyiram tanaman. Sepertinya karena diperhatikan, makanya Mami mendongak.

Johnny mengangkat lima jari kanannya, "Hai, Mi..."

"Udah bangun?" Mami bertanya retoris. Ya kan kelihatan anaknya sudah bangun tidur. "Sarapan dulu yuk? Mami udah bikin sarapan nih. Tadinya mau bangunin kamu, tapi kamu pules banget."

Iya, Mami mah ngga mau ganggu tidur anaknya. Mana kenal Mami sama kewajiban shalat Subuh? Anaknya pules aja ngga bakalan dibangunin sarapan. Apalagi Subuhan yang bagi Mami ngga ada urgensinya sama sekali.
Johnny hanya mengangguk dan ber-hm pelan sebelum menarik dirinya dari teras atas. Dia bergegas keluar kamar dengan ponsel di tangan. Tampangnya awut-awutan tapi hatinya bersorak bukan main. Ini kali pertama dia melihat Mami menyiram tanaman dan menyuruhnya turun untuk sarapan.

Sebelumnya, mana pernah?

Tiba di ruang makan, pemuda itu lekas mendekati meja makan yang penuh hidangan untuk disantap. "Papi mana, Mi?" tanya Johnny seraya menarik kursi untuk ia duduki sendiri.

"Udah jalan, ngga lamaan kamu keluar kan tuh. Ada urusan penting apalah itu," jawab Mami dengan semringah.

Yah, padahal kalau ada Papi, momen bersejarah ini bakalan komplit. Meski kenyataan Papi Bekerja di akhir pekan adalah bukan sesuatu yang ajaib, tapi ya udahlah, ini aja cukup ajaib. Hal langka yang memang belum pernah ada kejadian sebelumnya.

"Kamu mau sarapan roti dengan telur dan selada, atau roti pakai selai, atau nasi goreng?"

Tawaran Mami membuat Johnny melihat pada sajian di atas meja. Benar-benar ada semua yang disebut tadi di sana.

"Mami masak?" tanya Johnny, takjub.

"Of course. Mami bangun pagi cuma buat masak ini semua. Papi bilang ini enak," kata Mami. "Ya ampun, udah berapa tahun ya Mami ngga bikin nasi goreng?"

Rasanya Johnny mau nyahut: my whole life, tapi ngga ah. Bagaimanapun, Mami sudah berusaha jadi baik.

"Saya mau nasi gorengnya," kata Johnny dengan sudut bibir kanan tertarik ke atas. "It looks delicious."

"Definitely! And---Oh! I have a very very great news for you," kata Mami. "Mami resmi resign dan besok udah mulai ngga kerja. Totally at home. Hm, ngga total deh. Mami pasti shopping-shopping atau traveling sama kamu dan Papi ya kan? You know what, temen Mami semuanya heboh. Kata mereka, WHY?"

The JAHat StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang