Serial The JAHat Stories – 27. Lawaq
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 30 Maret
-::-
Kafe belum lama dibuka ketika Mail datang bersama sahabat karibnya; Wiwin lah. Siapa lagi?
"Hai, Alif," sapa Wiwin begitu pandangannya menangkap sosok Alif yang duduk di satu kursi di antara banyak meja, dekat mesin transaksi.
Alif, yang lagi asik ngemil makaroni sambil rada kepedesan, ngangkat tangan juga.
"Weh, mampir ke sini lo berdua," balas Alif, pada Wiwin dan Mail. "Tumben."
"Iya, disuruh Johnny," jawab Wiwin, ikutan duduk di sebelah Alif. Mail duduk di depan Wiwin. "Itu apaan, Alif?"
"Makaroni ngehe," jawab Alif. "Mau?"
"Boleh kalau ditawarin," jawab Wiwin, mulai mencomot beberapa butir makaroni dari dalam sana.
Mail memesan beberapa menu pada Tedjo yang memang langsung sigap bertanya pada dua pelanggan ini. Hamzah baru kembali dari toilet dan ikutan menyapa Mail dan Wiwin.
"Kirain bareng Johnny lo bedua," kata Hamzah, menepuk pundak Mail, ngajak salaman.
"Johnny nyusul katanya," sahut Mail. Hamzah mengangguk, lantas kembali duduk di balik mesin transaksi. "Eh ini kafe cozy juga perasaan."
"Kayak cewek lu, maennya perasaan," timpal Alif. "Ini tempat emang enak. Tiap sabtu malem, gue nyeten-ap. Dateng dong, biar seru!"
"Stand up apaan, Alif? Stand up itu setahu Wiwin sih berdiri," kata Wiwin.
"Iya, tapi ada belakangnya; Stand Up Comedy, Win," kata Alif. "Ngelawak tapi sambil berdiri gitu. Sebentar doang sih, kaga pake lama. Tapi mayan buat belaajr ngomong di depan. Kali aja lulus kuliah entar lo jadi pemain sepakbola."
"Apa hubungannya maen sepakbola sama ngomong di depan?" tanya Mail, kesel.
"Ya ngga ada, tapi kan entar lu kala berpresentasi ya bakalan diwawancarain media? Ya ga?" kelit Alif.
"Prestasi, Alif, bukan presentasi," kata Wiwin kemudian.
Bikin Alif cengok. Kok tumben ini bocah nyambung?
"Oh, stand up comedy itu kayak ngelawak gitu yah?" tanya Wiwin. Alif lekas mengangguk.
Dan kesempatan ini tentu saja dengan suka cita Alif gunakan untuk menjabarkan ini dan itu tentang stand-up comedy yang dia hadirkan setiap Sabtu malam. Sementara Mail ngedengerin aja. Bingung juga mau bahas apaan sama temen-temennya Johnny ini.
"Jadi gitu," kata Alif akhirnya setelah sekitar dua menit menjabarkan kerjaan open-mic dia. "Lo juga kalau mau nyoba stand-up, boleh aja. Johnny juga pernah stand-up, ya cuma sekali sih. Tapi pecah juga."
"Ih Johnny gimana ya kalau ngelawak?" kata Wiwin. "Johnny diem aja Wiwin mau ketawa."
Wiwin udah ketawa beneran sekarang.
"Lo aja, Win, coba," saran Alif.
"Ngga mau ah. Wiwin ngga bisa ngelawak. Tapi boleh tuh kapan-kapan nonton Alif ngestand-up yah," kata Wiwin sembari menerima caramel latte pesanannya yang disodorkan Tedjo. "Ini mas-nya ngestand-up juga ngga?" tanya Wiwin pada Tedjo yang langsung merekahkan senyum.
"Ngga, bos," kata Tedjo dengan gelengan kepala.
"Wiwin bukan bos, Mas. Yang bos kan Hamzah tuh," Wiwin menunjuk Hamzah yang lagi dekat meja kasir. Pemuda itu melirik dan mengulas senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!