Serial The JAHat Stories – 36. Sok Akrab
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 28 April
-::-
Para lelaki yang shalat Asar sudah kembali dari masjid. Dan leher Ulya sampai pegal demi meraih keberuntungan bisa lihat cowok-cowok ganteng. Dia beruntung meja tempatnya bekerja berhadapan dengan pintu kaca tempat cowok-cowok itu lewat. Mana abis kena wudhu, pada cakep semua!
Tapi hanya ada dua cowok yang nyangkut ke toko tempat dia kerja.
Iya, Syawal dan Zaid, yang balik ke butik demi memutuskan mau pilih gamis yang mana. Bagus-bagus semua sih. Kayaknya Syawal butuh shalat istikharah dulu apa ya, budgetnya cuma cukup buat dua setel, tapi yang menarik minatnya empat setel. Ribet kan.
"Jadi yang mana, Mas? Udah dapet petunjuk belom? Hehe," kata Zaid, ketika Syawal menghampiri satu baju yang menggantung.
"Hmmm, kayaknya sih cakep nih warnanya," Syawal mengangkat satu gamis warna biru dan kelabu. "Cocok sama jasnya mempelai pria deh. Kalau ngga salah inget. Ya abu-abu kan sama aja kan ya warnanya."
"Ini juga manis, Mas," kata Ulya, "kayak saya, hehe, becanda. Tapi serius ini manis. Model sama hiasannya juga ngga banyak. Mbaknya pasti cantik banget pakai ini," tambahnya. "Terus yang ini," Ulya mengambil satu gamis warna oranye lembut dan kelabu. "Ini fresh gitu sih, ya warnanya aja oranye ya kayak jeruk, hehe."
Haha hehe aja ini bocah!
Ulya menoleh ketika terdengar beberapa orang memasuki pintu. Ada satu orang gadis di sana, mengenakan gamis warna kelabu pekat dengan kerudung biru laut.
"Assalamu'alaykum," kata si gadis yang baru masuk. "Permisi, saya karyawannya Ibu Mia, mau ambil baju pesanan Ibu Mia. Ini tanda buktinya, Mbak."
"Oh iya, tadi Ibu MIa telepon ngasih tahu. Mbak Elsa, ya?"
Ulya menerima bukti pembayaran dan kertas untuk ambil barang dari tangan gadis berkerudung biru laut tadi.
"Iya, saya Elsa, karyawannya. Bisa diambil sekarang kan?" tanya gadis tersebut.
Sementara Zaid berkata pada Syawal bahwa dia tidak bisa lama-lama menemani, harus ke kafe. Syawal hanya mengangguk dan membiarkan Zaid menuju pintu kaca demi menggapai tangga dan ke kafe yang letaknya di lantai atas.
"Oke, bentar," ucap Ulya. Dia bergerak menuju tempat penyimpanan tapi tak sampai semenit, dia kembali lagi. "Mbak Elsa ke sini sama sopir?"
Elsa, yang ditanya, mengernyit, "Hah? Ngga, Mbak. Saya sendiri. Kenapa ya?"
Kini ganti Ulya terlihat kebingungan, "Soalnya, pesenannya Ibu Mia itu sekerdus gede, Mbak. Isinya aja empat puluh potong baju. Saya ngga kuat angkatnya, hehe. Kirain Mbak sama sopir gitu," katanya. "Eum, saya minta bantuan dulu ya ke atas? Ada banyak tenaga sih. Tunggu ya, Mbak?"
Elsa mengangguk sembari semringah, "Iya, ngga apa-apa, Mbak. Saya tunggu kok. Maaf ya, ngerepotin."
"Ngga ngerepotin, kan emang udah kerjaan saya juga," kata Ulya yang kemudian beralih ke Syawal. "Mas, saya tinggal dulu ya ke atas. Mau cari bantuan buat angkat barang."
"Barang apaan, Mbak?" tanya Syawal, menoleh pada Elsa dan temannya juga.
"Itu, pesenan mbaknya, mau saya angkat, tapi rindu alias berat. Hehe, becanda, Mas!" Ulya garing banget ya ampun bahkan di saat seperti ini.
"Mana?" tanya Syawal. "Saya angkatin aja sini."
"Hah? Ngga usaaah!" tolak Ulya cepat. "Masa pelanggan angkat-angkat barang, haha. Bentar ya, saya tinggal du---"
KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!