Serial The JAHat Stories – 41. Cemas
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 5 Juli
-::-
Siang jelang sore di pukul setengah empat kali ini, Hamzah menarik lengan kausnya hingga sebatas siku ketika dia memasuki area ruko tempat bisnis orangtuanya berjalan. Dia baru pulang dari shalat Asar bersama Tedjo di masjid dekat sana. Sesekali Hamzah menanggapi omongan Tedjo tentang sepakbola semalam. Percakapan mereka terhenti begitu Hamzah mendapati Ulya sedang duduk termenung di balik meja kasir.
"Lo duluan aja," kata Hamzah pada Tedjo. "Gue mau ke toko dulu."
Tedjo mengangguk dan menaiki tangga, meninggalkan Hamzah yang bergumam sendirian.
Kenapa dah ini bocah.
"Sst!" panggil Hamzah. Tanpa salam, tanpa rayuan.
Dan Ulya, si Oknum yang dipanggil pas lagi bengong, sontak kaget bukan main. Kayak pengemis disamperin satpol PP.
"Astaghfirullaah," kata Ulya, ngelus dadanya sendiri.
"Ngapa lu?" tanya Hamzah, mendekati Ulya, lalu mencomot sebungkus permen dari candy jar.
"Hah? Siapa, Mas?"
"Ya elu, Ul," kata Hamzah, geregetan sendiri. Kalau adiknya, sudah dia tarik nih pipinya.
"Ng, ngga," kata Ulya.
"Belom makan lu, yak? Puasa?"
"Ngga, eh, udah makan. Lagi ngga shaum."
"Hooo, terus itu bengong aja kenapa?" Hamzah memerhatikan sekeliling, "Ada yang ngajak elu ngomong, tapi ngga kelihatan?"
Tapi sedetik kemudian, Ulya merundukkan kepala, menghapus air matanya yang menitik tiba-tiba.
"Weh, lo kenapa nangis, Ul?" tanya Hamzah, panik.
Ettdah, anak orang nangis tiba-tiba kayak gini. Ada apaan coba?!
"Masih kaget aja, Mas," kata Ulya, ngambil tisu buat menyeka air matanya. Abisan ngga mungkin kan Hamzah yang ngelapin?
"Kaget kenapa?"
Hamzah mampir juga bukan tanpa alasan, soalnya tadi dia tuh agak cemas ngelihat Ulya mukanya menduuung banget kayak belom gajian. Ya emang belom gajian sih tanggal segini kan. Jadi ya dia sapa aja deh kali aja ini bocah butuh temen ngobrol.
Eeaa.
Soalnya Hamzah paham banget, lagi galau ngga ada temen tuh ngga enak.
"Tadi pagi aku kan naik ojol ke sini," Ulya bicara dengan agak tersendat, "ada kecelakaan di jalan yang kulewatin..."
"Innalillaahi..." kata Hamzah. "Tapi lo ngga apa-apa kan?"
"Ngga apa-apa, Mas, alhamdulillaah," Ulya merapikan kerudungnya yang agak melorot. "Tapi syoknya masih berasa. Itu korbannya meninggal, Mas. Dijambret pas lagi naik ojol motor."
"Oooh, yang viral tadi siang tuh!" Hamzah ingat, tadi ada yang share info demikian di grup wasapnya. Beserta hasil olah CCTV. Serem banget emang. "Lo lihat langsung?"
"Iya," kata Ulya, "Tadi agak macet di jalanannya, jadi driver ojol nanya-nanya," tambahnya. "Heran ya, Mas, ngejambret paling dapet apa sih di dompet... Palingan hape, paling mahal lima belas juta ya kan hape tuh. Itu juga kecil kemungkinan yang dijambret punya harta kayak gitu. Dia aja naik ojol, bukan naik Fortuner."
Hamzah menghela napas pelan, "Yah, Ul, namanya jambret. Ngga punya hati. Kalau punya hati, dia ngga bakalan ngejambret. Makanya lo juga kudu hati-hati kalau di jalan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!