Serial The JAHat Stories – 20. Makan-makan
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 5 Maret
-::-
Suara sendok dan garpu berdenting ketika mereka sedang makan bersama di ruang makan di rumah Hamzah. Bakda Zuhur, Alif dan Hamzah meluncur ke rumah Hamzah karena kata Hamzah rumahnya lagi ngga ada orangtuanya. Appa dan Umma-nya Hamzah sedang ke Bandung. Liburan.
Iya, ini tanggal kelahiran Hamzah dan emak bapaknya malah liburan. Jadi Hamzah menawari Alif dan Johnny untuk ke rumahnya, makan-makan. Aslinya mah ngemodus biar dibantuin ngeberesin rumah.
Ayahnya sudah menyuruh Hamzah untuk membersihkan rumah dan mencuci mobil. Bareng adek-adeknya sih. Tapi Hamzah tuh males kalau cuma dia yang di rumah bareng adek-adeknya. Iseng aja katanya, jadi dia ngajak dua sohibnya untuk berkunjung.
Johnny sendiri belum tiba karena tadi tidak masuk kuliah dengan alasan mesti check up ke dokter. Halah, Hamzah mah hafal. Palingan nganterin Noumi ke mana tuh. Tapi Johnny janji sampe di rumah Hamzah sebelum Asar.
"Enak banget, Han," komentar Alif dengan untaian spageti menggantung di mulutnya.
"Jangan ngemodusin adek gue lo!" gerutu Hamzah.
"Masakan Unifa emang enak!" kata Nada yang disetujui NIda.
"Iya, lebih enak dari masakan Umma. Tapi masakan Umma paling juara."
Alif melirik si kembar. Agak aneh ya, katanya enakan masakan Hanifa. Tapi kok masakan emaknya lebih juara?
Tapi bagus spageti yang tengah ia lahap ini enaknya luar biasa. Jadi Alif manggut-manggut aja. Itung-itung nyenengin hati adek ipar, pikir Alif.
Hanifa tadi tiba di rumah jam dua siang, bareng Jafar yang langsung balik ke sekolah buat latihan futsal. Jafar janji balik lagi jam lima sore. Dia kebagian nyuci mobil tuh. Pinteran si Hamzah mah.
"Aku juga bisa masak," kata Zahra, mengunyah spagetinya. "Aku kan mau jadi istrinya Mas Alif."
"UHUK UHUK!"
Yang barusan itu bukan cuma Hamzah yang batuk, tapi Alif juga.
Lah, dia punya secret admirer di rumah ini???
"Heh, anak kecil!" Hamzah sewot. "Ngomong apa barusan?"
Zahra manyun, Zeyara tertawa-tawa.
"Abisan Unifa cuek aja sama Mas Alif. Mendingan Mas Alif sama aku..." kata Zahra lagi.
Kali ini Alif tertawa-tawa. Dicubitnya pipi Zahra sedemikian rupa.
"Uni kamu itu bukannya cuek, tapi malu-mal---ADUH ADUH!"
Kalimat Alif tertahan sebab Hamzah menarik telinganya kuat-kuat.
"Ngomong lagi, gue siram nih!" ancam Hamzah.
"Zahra jangan mbahas Mas Alif teroos," kata Zeyara.
"Zeyara sirik aja!" kata Zahra. "Mas Alif juga mau kok jadiin aku istri. Ya Mas ya?"
Alif tertawa. "Boleh lah, kalau Mas belum nikah sama Hanifa ya---ZAH! SANTAI LAH!"
Alif jelas sewot. Hamzah menjambak rambutnya keras-keras tadi itu.
Zeyara mencibir.
"Peer dikerjain. Aku ngga mau ya ngerjain peer kamu pagi-pagi di sekolah."
"Apa sih," Zahra sebal melihat kembarannya sendiri. "Itu kan tugas kamu, Zey. Inget ngga, Umma pernah bilang, yang lahir duluan itu kamu. Kenapa? Karena aku mastiin dulu kamu lahir selamat, baru aku."

KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!