2. Mohon Bersabar

3.2K 354 244
                                    

Serial The JAHat Stories – 2. Mohon Bersabar

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 13 Maret

-::-

Siang ini, Alif menemani Hamzah jaga kafe karena kuliah sedang libur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini, Alif menemani Hamzah jaga kafe karena kuliah sedang libur. Johnny yang beda sendiri jurusannya, baru akan datang nanti jika kelasnya sudah usai. Kafe buka jam satu siang, dan sekarang baru jam satu lewat sepuluh menit.

"Kamu bolos?" tanya Hamzah pada seseorang di sambungan telepon, "Oh. Ngga, Mas udah di atas. Kamu ke atas aja kalau laper."

"Si Tedjo telat apa ngga masuk?" tanya Alif, tangannya menempel di pinggang seraya memerhatikan sekeliling. Kafe sudah rapi! 

Sesungguhnya, kafe punya satu orang pegawai, tapi kayaknya hari ini datang agak telat deh. Jadi tadi Alif inisiatif merapikan meja dan kursi kafe sebisanya. Dia mah ribet, ngga boleh lihat ada yang berantakan dikit, langsung diberesin.  

"Iya, telat katanya. Chat gue sih bilang emaknya sakit. Semalem dia langsung pulang, ngga beresin meja tuh," kata Hamzah sembari repot memeriksa sistem di komputer. "Eh, Johnny bilang mau ke sini ngga, Lif? Gue butuh dia maintenance sistem nih."

Johnny kan kuliah di bidang program-program komputer gitu. Waktu dia lihat sistem kafe yang lumayan jadul, diketawain. Tapi terus dia bantu sih soal program yang paling baru. Ngga sering bug dan ngga nge-hang sewaktu-waktu.

Bengal-bengal, Johnny pinter juga tuh.

"Tadi sih chat gue mau dateng jam setengah du---eh ada Hanifa..."

Alif menyapa Hanifa yang baru muncul di tangga paling atas, dekat pintu masuk. Gadis manis berseragam SMU lengkap dengan hijab putih itu membuka pintu, membuat suara cring pelan terdengar.

Senyum Alif langsung mengembang begitu Hanifa memberinya seulas senyum. Hamzah sibuk lirik-lirik adegan yang persis kayak sinetron di dekatnya.

"EHEM!"

Baik Hanifa dan Alif sama kagoknya mendengar suara barusan.

"Mas Hamzah ditanyain Umma katanya kok ngga balas chat? Aku udah bilang Mas di atas," kata Hanifa, bergegas menuju bagian dapurnya kafe. Di bawah memang ada butik milik keluarga Hamzah. Menjual berbagai macam pakaian muslim dan perlengkapannya.

"Kok lo ngga bilang ada Hanifa di bawah?!" Alif bisik-bisik sewot. 

"Apa urusannya sama lo?" Hamzah masih memerhatikan layar.

Alif baru mau membuka mulut, ketika dilihatnya Hanifa muncul lagi.

"Mas Hamzah sama Mas Alif udah makan siang belum? Kalau belum, aku masakin sekalian?" tanya Hanifa, membuat Hamzah mendongak.

"Bel---" Alif baru mangap, tapi Hamzah langsung motong kalimatnya.

"Udah, Han, kamu masak buat kamu aja," tukas Hamzah cepat. Rese dia mah.

The JAHat StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang