Serial The JAHat Stories – 114. Senang & Seru
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2022, 9 Mei
Note : Infoin typo yaaa
-::-

Hari masih jam sebelas lewat sepuluh menit ketika mereka meninggalkan arena bermain bom-bom car yang sangat seru tadi, kecuali bagi Zahra. Karena Zeyara dengan hebohnya bilang bahwa dia senang sekali menabrak sana sini, hal yang tidak mungkin bisa dia lakukan di jalanan umum, tentu saja. Sementara Johnny mendengarkan keseruan Zeyara dengan penuh perhatian. Tidak ada yang mual dalam permainan barusan, kecuali beberapa orang yang sakit lengannya karena harus bertubrukan dengan lengan di sebelahnya atau sisi samping mobil setiap kali mobil mereka menghantam atau dihantam mobil lain.
"Mau dibawain ngga, Han, tasnya?" Alif bertanya dengan keramahan yang tidak ada penawarnya. Dia berhasil mensejajari langkah Hanifa selagi mereka menuju area Histeria. Hamzah sudah jalan lebih dulu bersama Nada dan Nida di sebelah kanan dan kiri, sedangkan Zahra dan Hafiza sudah melesat di depan sana diiringi teriakan Hamzah agar mereka hati-hati.
"Tas? Ngga usah, Mas, aku bisa bawa sendiri," kata Hanifa cepat, "lagian Mas Alif juga udah bawa ransel kan?"
"Ngga apa-apa, bawa ransel banyak mah ngga masalah, hehe. Ini, di depan masih kosong," kata Alif seraya menepuk dada. Hanifa tertawa.
"Ngga apa-apa, Mas. Aku masih bisa bawa sendiri," tolak Hanifa lagi. "Ini kan tas cewek..."
"Beneran, ngga apa-apa. Tas cewek juga ngga apa-apa, hehe, kan cuma bawain," ucap Alif, masih usaha.
"Sesungguhnya, jika ada laki-laki dan wanita bersama-sama, maka yang ke tiga adalah Seeetan!"
Suara Johnny menyeruak di antara Alif dan Hanifa. Tangan kiri Johnny yang berat mendarat di pundak Alif dan menggesernya hingga berjarak dengan Hanifa. Saking beratnya itu tangan, Alif sampai terhuyung ke sisi kiri hingga mereka jalan bersisian. Mendengar kalimat Johnny, Hamzah menoleh dan langkahnya terhenti. Dia menanti Hanifa untuk berjalan sejajar dengannya. Area wahana Histeria memang cukup jauh jaraknya dari wahana mobil-mobilan tadi.
Alif rasanya mau ngoceh-ngoceh.
"Kenapa, Fa? Ngapain si Golip?" tanya Hamzah ketika Hanifa di dekatnya. Delikan matanya terarah pada Alif yang pucat.
"Heh, ngga! Ngga ngapa-ngapain, Zah! Cuma nawarin bawa tas! Elu enak tuh jalan ngga bawa apa-apa. Hanifa bawa tas, kan berat!" Alif mengutarakan pembelaan dan mendapatkan Hamzah bertolak pinggang.
"Lu jangan macem-macem ya, Golip. Emak gua ngajarin Hanifa biar mandiri. Ngga usah sok iye! Sini, sini, biar gue sentil!" Hamzah memanjangkan kaki hendak menghampiri Alif. Tapi Alif keburu menghindar, berlari berputar hingga kembali ke sisi Johnny.
Melihatnya, Johnny melepas tawa geli. Hamzah lantas berbalik menyejajari langkah Hanifa dan Zeyara yang rupanya meminta air minum selagi Johnny menegur Alif tadi itu.
"Gue beli jajan dulu, cuy," kata Johnny saat mereka melintas di satu penjual camilan. Alif mau ngga mau ya ikutan. Cuma sebentar, karena Johnny hanya membeli dua bungkus besar keripik kentang dan kembali ke arah semula. Di depan mereka kini bukan hanya ada Hamzah dan Hanifa, tapi juga Ulya, Gara, dan Mathius.
"Kan, rame pasti mah, Ul!" kata Gara begitu mereka tiba di depan wahana Histeria. Antrean sudah terlihat meski mereka belum masuk arena. "Elu sih enak, pake fast track."
"Aku juga dibeliin, Mas," balas Ulya cepat. "Ya ngga apa-apa tho, Mas ngantri ae..."
"Ogah!" kata Gara. "Mendingan gua jajan. Bagi duit dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!