59. Episode Baru

1K 208 71
                                    



Serial The JAHat Stories – 59. Episode Baru

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2019, 10 Januari 

-::-

Sekitar jam lima sore lebih tujuh menit, mobil yang dikemudikan Johnny berbelok memasuki pelataran parkir rumah sakit tempat ibunya dirawat. Menurut kabar yang Johnny dengar dari Papi-nya, Mami mengalami kecelakaan kecil dan ditangani oleh tim medis di rumah sakit yang paling dekat dari lokasi kecelakaan.

Dan Johnny tidak sendirian. Di samping kirinya ada Silmi yang duduk tenang memerhatikan jalanan di depan.

Silmi memohon pada Johnny agar ikut menemani Johnny menemui ibunya yang kecelakaan.

"Saya boleh ikut ya?"

"Hah?"

"Saya iringin kamu di belakang. Takutnya kamu kalut, nanti nyetir motornya berbahaya."

Johnny agak speechless juga karena... masa sih dia dikawal cewek?! Yang bener aja.

"Gue bawa mobil kok."

"Kalau gitu, saya ikut kamu ya? Motor saya biar ditinggal aja di kampus. Saya yang nyetir aja gimana?"

Johnny paham bahwa Silmi agak-agak khawatir kalau ada orang yang sedang dalam posisinya ini menyetir mobil. Saat ini saja Johnny sudah sulit konsentrasi. Bagaimanapun, yang kecelakaan itu tetap ibunya.

"Lo beneran mau ikut, Sil? Y-ya udah..."

Dan di sinilah mereka sekarang. Di pelataran parkir rumah sakit tujuan mereka dengan Johnny di balik kemudi setelah dia bersusah payah mengatakan pada Silmi bahwa dia akan baik-baik saja.

"Lantai empat," kata Johnny pada Silmi ketika mereka tiba di depan lift.

Johnny mengacak rambutnya sendiri, bingung tentang apa yang harus ia katakan pada ibunya. Degup di jantungnya cukup menghebat sejak berita tersebut ia tangkap dengan indra pendengarannya.

"Johnny, Mami kecelakaan sekarang di RS."

Kalimat Papi rasanya mencabik ulu hatinya. Dia tidak pernah mendapat kabar seburuk ini selama hidupnya. Mami pernah sakit, tapi cuma sebentar. Setahu Johnny, ibunya itu adalah perempuan dengan fisik yang kuat. Sama halnya dengan Papi. Keduanya, untuk urusan menjaga pola makan dan kesehatan, bisa dibilang terbaik.

Silmi lain lagi. Berbanding terbalik dengan Johnny, wajah gadis itu terlihat tenang dan damai. Seolah kejadian ini tidak mengusiknya sama sekali. Sejak tadi, yang meluncur dari lisannya hanya tentang; "Sabar ya, Johnny. She'll be fine, insyaaAllah."

Dan Johnny hanya bisa mengangguk. Setidaknya, dia akan benar-benar tenang jika sudah bertemu langsung dengan Mami.

Johnny merapatkan punggungnya ke dinding lift. Merasakan telapak tangannya yang juga menempel di dinding lift, mendingin.

Dulu, dia pernah ke rumah sakit juga, ketika berada di kelas tigasekolah dasar.

"Aku mau punya adek ya, Mi? Iya? Woah, pasti keren ya, Mi. Steven juga punya adek. Lucu banget, Mi. Aku juga mau."

"Johnny, silent, please."

"Kenapa, Mi? Kan belum masuk ruang dokter?" tanya Johnny, sebab sepengetahuannya, di ruang dokter memang tidak boleh berisik. "Adeknya banyakin ya, Mi. Aku mau main rumah-rumahan bareng adek..."

Itu adalah satu di antara permintaan yang tidak pernah dikabulkan. Johnny boleh meminta mobil-mobilan semahal apa pun harganya. Atau mainan tembak-tembakan paling mutakhir yang pernah ada, orangtuanya akan menghadirkan itu semua untuknya. Tapi tidak dengan permintaannya mengenai adik.

The JAHat StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang