Serial The JAHat Stories - 115. Mengbucin
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2022, 9 Juni
Note : Infoin typo yaaa
-::-
Setibanya mereka di pelataran masjid, Hamzah melepas alas kaki sebelum duduk di anak tangga yang cuma ada tiga undakan. Zeyara, Johnny, Alif, dan serombongan Jafar beserta kawan-kawannya mengekor.
"Lapey!" kata Hamzah seraya mendaratkan telapak tangan kanan ke perutnya sendiri.
"Hah, kamu lapey?" tanya Zeyara pada kakak laki-lakinya itu.
"Iya!" jawab Hamzah, lantas keduanya tertawa bersama.
"Enak ya punya adek," kata Alif sambil nyengir-nyengir. "Kalau gila tuh ada barengannya."
"Wah, kami tidak peduli," kata Hamzah dengan gaya ceria.
Tertawa, Johnny menyikut Alif. "Udeh, kita mah mingkem aja, bos!"
Nurut, Alif mingkem, tapi sesekali mencuri lihat pada Hanifa yang saat ini sedang berbagi minuman dengan Nada dan Nida.
Hafiza menyurungkan roti pada Ulya yang baru saja selesai mengirim chat pada Gara, agar kakak lelakinya itu bergegas ke masjid sebab waktu Zuhur akan segera masuk.
"Makasih, Hafiza," tolak Ulya dengan halus. "Aku masih kenyang."
"Kok bisa Mbak masih kenyang? Aku aja laperan mulu dari tadi, hehe..." Hafiza menarik lagi uluran tangannya, lalu mencabik roti yang masih ada di dalam bungkusan.
"Aku kalau lagi seneng emang kenyang mulu," ucap Ulya sambil nyengir.
"Mbak Ulya bawa makan siang?" tanya Hanifa kemudian.
"Aku bawa mi goreeeng!" kata Zahra dengan riang. "Cabe ijo, hmm..."
"Aku rendang!" kata Nada, tak kalah semringah.
"Aku... hm, bulgogi!" timpal Nida.
Hafiza terkekeh, "Tadi pagi Umma sama Unifa sibuk bikin mi goreng buat dibawa. Harusnya buat nyemil. Tapi belum dimakan sampe sekarang..."
"Yah, pada bawa makan siang?" tanya Ulya, bingung. "Aku ngga bawa, gimana dong?"
"Beli aja, Mbak. Di food court banyak tuh," Hafiza menunjuk kantin yang dimaksud dengan dagunya, meski letak kantin tersebut entah di mana.
"Aku mau burger, dahal!" kata Zahra cepat. "Mbak mau ke McB ngga?"
"Hah? Ngg, ngga kayaknya. Mbak mau beli Yushinuya aja deh yang deketan," jawab Ulya. Pikirnya, palingan nanti dia beli makan siang bareng Gara. Tapi sayang banget kalau ngga makan siang bareng Hanifa dan adik-adiknya---iya, iya, maksudnya Hamzah dan adik-adiknya, gitu.
"Nanti barengan aja, Mbak," kata Hanifa. "Tadi Umma bilang, beli ayam goreng aja di sini, biar enak makannya terus juga kenyang."
Ulya manggut-manggut. Di sisi satunya, di bagian laki-laki, Hamzah sudah bersiap untuk berwudhu, sementara Zeyara dan Johnny sudah lebih dulu berhadapan dengan keran air. Alif bahkan sudah selesai berwudhu dan ngacir ke bagian dalam masjid. Jafar dan kawan-kawannya masih asik dengan obrolan mereka perihal niatan untuk main arung jeram setelah ini.
"Ngga, ngga, jetcoaster dulu," kata Bilal, ngga sabar mau teriak kenceng-kenceng.
"Dih, batu ini anak," omel Jafar. "Arung jeram dulu. Entar kan basah-basahan ye kan, abis itu naek jetcoaster biar kering!"
"Ya kan lewatin, Jaf. Masa jalan ke arung jeram dulu, kejauhan, malih!" kelit Bilal.
"Berisik ini berdua," Umar bersungut-sungut, melihat pada Uwais. "Dahlah kita mencar aja. Suka-suka mau ke mana!" tukasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
UmorismoKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!