Serial The JAHat Stories – 80. Jenguk Hanifa
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2020, 18 Maret
-::-
Tiba di rumah Hamzah sekitar jam setengah sembilan, Silmi dan Johnny disambut dengan baik oleh Ibu Hanun yang memang di rumah aja kan dengan Zidan. Anak-anaknya yang lain sekolah, kecuali Jafar yang masih harus belajar dari rumah. Hamzah sendiri harusnya ada jam kuliah hari ini, tapi dia memutuskan izin mengingat kondisi Hanifa yang seperti itu. Pikirnya, mungkin keberadaannya di rumah bisa lebih bermanfaat kalau-kalau butuh apa. Jafar kan ngga mungkin diandalkan untuk mengendarai mobil, misalnya.
"Tante seneng banget bisa ketemu kamu, Silmi," kata Ibu Hanun dengan senyum lebar. "Dari kapan tahu mau ketemu kamu, tapi belum jadi juga. Sayang ya, harus ketemu di kondisi begini. Tante ngga bisa siapin apa-apa..."
"Ngga apa-apa, Tante. Lihat Tante sehat aja udah alhamdulillaah," kata Silmi, ramah. "Ini tadi saya masak samgyetang. Sup ayam pakai ginseng, khas Korea, Tante. Buat Hanifa kali aja mau makan ini, nanti dipanasin dulu aja."
"Waaah, iya, samgyetang, Tante tahu dong. Ini Tante suka banget. Makasih banyak ya, Silmi. Baik banget, sesuai sama cantiknya ya," kata Ibu Hanun dengan cerah, meski matanya masih sembab karena mikirin dua anaknya menghadapi kejadian luar biasa.
"Hm, Hanifa-nya tidur, Tante?" tanya Silmi kemudian.
Hamzah yang sejak tadi sibuk di dapur membuatkan minuman, kembali dengan empat gelas berisi teh lemon. Johnny langsung menyambar segelas sebab sejak tadi dia kehausan menyetir sekitar setengah jam. Hamzah lantas duduk di sebelah Johnny, melihat ke arah Silmi yang duduk berdekatan dengan sang ibu di sofa yang satunya.
"Kayaknya sih ngga tidur," jawab Ibu Hanun. "Hm, gimana ya, jadi pulang dari rumah sakit semalem itu, Hanifa belum ngomong apa-apa. Ditanya juga ngga jawab apa-apa. Jadi, ya udah kita paham, mungkin Hanifa masih syok. Tapi alhamdulillaah semalem tetep ikut tahajud bareng. Ngga dibangunin juga, yaaa kayak biasa aja. Bedanya ya ngga bicara apa-apa," jelasnya. "Silmi mau ketemu Hanifa?"
Silmi melirik Johnny, lalu melihat ke Ibu Hanun lagi, "Hm, mau sih, Tante, kalau ngga ngerepotin..."
"Sebenernya, Tante mau biar Hanifa istirahat dulu aja. Tapi kayaknya kalau ada yang dateng jenguk dia, mungkin Hanifa seneng ya?" kata Ibu Hanun. "Ya udah, kalian ke atas aja. Nanti ditemenin Hamzah. Ngga apa-apa ya?"
Johnny menoleh pada Hamzah dan bertanya apa dia boleh ikut juga? Kan Ibu Hanun bilangnya kalian ditemenin Hamzah gitu?
"Ayok," Hamzah berdiri, menuju tangga ke kamar atas. "Kamarnya di atas."
Silmi berterima kasih pada Ibu Hanun dan mendapat tepukan pelan di pundak. Bersama Johnny yang sudah lebih dulu menyejajari Hamzah, Silmi melangkah menaiki anak-anak tangga.
Hanifa ada di kamarnya, duduk dengan kaki lurus di atas tepian tempat tidurnya dekat jendela. Kepalanya sempat menoleh untuk melihat siapa yang datang, kemudian teralih lagi melihat keluar jendela. Satu mushaf besar terpeluk di dekapannya.
Melihat Hanifa yang tidak mengenakan jilbab, Hamzah terpaksa melarang Johnny masuk.
"Silmi aja ya, John, Hanifa ngga pake jilbab," kata Hamzah. "Masuk, Sil," ucapnya.
Johnny maklum juga. Jadi dia membiarkan dua orang itu menemui Hanifa sementara dia bersandar di tembok depan kamar di samping pintu kamar yang menganga.
"Assalamu'alaykum," sapa Silmi begitu kakinya menjejak karpet bulu yang terhampar di dekat ranjang milik Hanifa. Senyumnya mengembang ketika dilihatnya satu gadis cantik dengan rambut hitam panjang sedikit berantakan kini duduk di atas tempat tidur dengan seluruh kaki tertutup selimut.

KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!