89. Nyobain Kucen

844 142 113
                                    

Serial The JAHat Stories – 89. Nyobain Kucen

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 15 April

Note : Infoin typo yaaa

-::-

Usai mengunci mobilnya, Hamzah menyusul sang ibu yang sudah lebih dulu turun dan masuk ke dalam butik. Ini hari Selasa dan Hamzah ada kuliah jam dua siang, jadi jam sepuluh pagi ini dia kedapetan jadi sopir buat ibunya yang memutuskan untuk lihat butik dan kafe.

Butik biasanya sudah buka dari jam sepuluh, dan kafe masih tutup sebab akan buka sekitar jam satu siang.

"Wa'alaykumussalam..."

Jawaban salam dari Ulya terdengar begitu Hamzah melepas pegangan pada pintu kaca. Zidan yang tadi dalam gendongan Ibu Hanun, kini sudah menjejak lantai butik dengan kedua kakinya. Hamzah mendekat ke sofa dan meletakkan jinjingan yang dia bawa ke atas meja.

"Sana ke atas, Zah, bikinin buat Umma sama Ulya juga," kata Ibu Hanun, member instruksi pada putranya agar membuat minuman untuk mereka. "Ulya, kamu lagi puasa ngga?"

"Ngga, Bu," jawab Ulya. "Kenapa ya?"

"Ini lho, saya mau coba jual fresh milk palm sugar di kafe... Ada beberapa menu yang mau diganti karena kayaknya ngga laku. Jadi harus bikin inovasi baru."

"Oh, itu kan bukannya udah ada, Bu?" tanya Ulya, Matanya melirik sekilas ke Hamzah yang tanpa suara menenteng kembali apa yang dia letakkan ke atas meja, kemudian melangkah menuju pintu kaca dekat tangga.

"Ada, tapi bukan palm sugar. Itu kan brown sugar, gula merah gitu. Ini saya mau coba yang palm sugar. Nanti kamu cobain dan kasih komen ya rasanya gimana?"

"Oh, iya, boleh, Bu," kata Ulya yang emang biasanya jadi tester kalau kafe lagi uji coba produk baru. "Emang bedanya brown sugar sama, hm apa tuh? Beda ya?"

"Ya beda," kata Ibu Hanun, memerhatikan Zidan yang sedang berkeliling butik yang masih sepi. "Brown sugar itu biasanya dikenal gula merah. Rasanya manis banget, karena dia asalnya dari tebu. Semacam gula pasir putih biasa, bedanya dia dikasih molase tebu jadi warnanya agak merah. Nah, kalau palm sugar ini asalnya dari gula aren."

Wajah Ulya langsung berubah aneh. "Gula aren itu bukannya gula merah ya, Bu?"

Ibu Hanun tertawa. "Ya bukan," ucapnya. "Gula aren asalnya bukan dari tebu. Dia dari pohon enau."

"Pohon enau? Apaan tuh pohon enau?"

Ibu Hanun makin tertawa. "Kamu ini ya. Pohon enau ya pohon enau. Kalau dibilang, pohon cabe. Menurut kamu apa? Ya pohon cabe kan? Bukan pohon toge?"

Ulya mingkem, menyadari kebodohannya. Iya sih, tapi dia masih belum paham.

"Gini, pohon enau itu, buahnya tuh kolang kaling, tahu ngga? Kolang kaling khasiatnya juga banyak. Nah, gula aren ini lebih sehat daripada gula yang dihasilkan oleh tebu. Buat orang yang gula darahnya tinggi, disaranin ngeganti konsumsi gula biasa ke gula aren. Meski ngga bisa sesuka hatinya juga, harus kira-kira. Jangan berlebihan," ucap Bu Hanun. "Jadi, gula merah yang dari tebu jelas beda dengan gula aren atau palm sugar yang dari pohon enau, Ulya. Di kafe kan udah ada ya fresh milk brown sugar..."

"Iya, Bu, saya suka banget itu," kata Ulya cepat.

"Nah, saya kepikiran mau ganti ke palm sugar aja, biar lebih sehat."

"Ooo," Ulya manggut-manggut. Yang dia pahami adalah, gula aren ini lebih sehat.

"Oh iya, sistem udah ngga nge-bug lagi kan?" kata Ibu Hanun. "Nanti Ramadhan saya mungkin agak sulit dihubungi ya. Jadi, kalau misal sistem ada trouble atau apa, kamu alihin ke tunai aja ya? Atau langsung calling Johnny aja biar dia tanganin. Saya udah minta tolong Johnny buat bantuin semisal sistem nanti nyusahin kamu. Tapi mestinya abis di-upgrade memorinya kan ngga bakalan gampang nge-bug ya?"

The JAHat StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang