10. Terasa Sakitnya

1.6K 225 164
                                    

Serial The JAHat Stories – 10. Terasa Sakitnya

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 30 Agustus

-::-

Bunyi pertanda pintu kafe dibuka, terdengar. Di satu kursi di sudut kafe, duduk seorang pemudi bertubuh kurus dengan tinggi sedang, berambut panjang, tengah mengaduk minuman di dalam gelasnya yang masih penuh. Jus jambu tanpa gula.

Namanya Noumi dan dia berkali-kali memerhatikan kekasihnya, Johnny, yang sibuk di depan layar, memperbaiki sistem yang kata Hamzah sempat nge-hang beberapa waktu lalu.

Senyumnya Noumi terukir melihat betapa seriusnya Johnny dengan kacamata bertengger di hidung mancungnya.

"Nih, tutupin paha lo," kata sebuah suara yang mau tidak mau membuat si gadis menoleh. Wajah jengahnya tertampil dan mau tak mau dia menyampirkan jaket yang diberikan oleh Alif, si pemilik suara, padanya baru saja.

Alif ini teman Johnny yang paling reseh kalau menurut Noumi. Kerjaannya ribut mulu mereka berdua tuh. Cuma aslinya mah biasa aja, ngga ada benci.

Noumi ogah benci sama Alif, nanti jadi cinta. Najisin banget, katanya.

Dan sekarang si Alif duduk di depan Noumi, bersandar sampai nyaris mau tidur, tapi repot-repot ngasih jaket buat nutupin paha?

Hello!?

Noumi bajunya emang gini kan. Dia senang pakai kaos oblong, sama celana pendek. Apalagi musim panas kayak gini. Gerah kali, kudu pake celana panjang mah. Rambut panjang Noumi juga biasanya dikuncir di cuaca panas, tapi tadi sebelum ke sini dia nyalon dulu. Spa hair plus smoothing rambutnya. Makanya ngga dikuncir, sayang-sayang dong smoothingnya.

Ribet emang ini orang.

"Lo ngga bisa apa cari meja lain!?" tukas Noumi, sewot.

"Eh, lo juga ke sini ngga bayar kan. Sama, gue juga. Tar meja pada penuh kalau maen duduk-duduk aja," balas Alif, tanpa membuka matanya.

Dan Noumi pada akhirnya menyerah. Terserah lah, lagian dia lagi malas ribut. Panas.

Jadi, Noumi memilih menyeruput jus jambunya dan membiarkan Alif terlelap di depannya. Meski ingin sekali dia menendang kaki Alif dari bawah meja.

Hamzah, yang sejak tadi memerhatikan lomputer kafe diacak-acak Johnny, melirik Alif yang tampaknya mulai tertidur dengan bersandar di sandaran kursi. Kepalanya menengadah ke atas dan ditutupi oleh sapu tangan. Hamzah menoleh ke arah komputer lagi. Ini hari Senin dan kafe lumayan sepi di jam-jam sore habis Asar begini.

"Masih lama, John?" tanya Hamzah.

"Bentar," sahut Johnny. "Eh, daripada bengong, bikinin gue es kapucino lah."

Hamzah manyun, tapi teringat titah ibunya, bahwa jika Johnny sedang me-maintenance sistem kafe mereka, kasih aja makanan atau minuman apa yang dia mau.

"Iya, ndoro," kata Hamzah. Dia bergegas ke dapur, menemui Tedjo yang sedang mencuci gelas sambil melantunkan surat Al Haqqah. "Djo, bikinin kapucino dua ya abis ini. Gue lagi males ngeblender."

Menghentikan senandungnya, Tedjo nyengir. "Siap, bos. Kapucino es dua."

Hamzah balik lagi. Tepat dengan kembalinya dia di samping Johnny, pintu kafe berbunyi. Hamzah dan Noumi menoleh bersamaan. Dan keduanya terkejut seketika.

Noumi kaget karena ternyata yang datang itu cowok tampan bertubuh tinggi tegap, berambut hitam pekat, dengan raut yang memikat.

Sedangkan Hamzah kaget karena yang datang itu adalah Gatta.

The JAHat StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang