Serial The JAHat Stories - 98. Tidak Mungkin
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2020, 7 Agustus
-::-
Hari ini, Alif bahagia. Akhirnya dia jadi pagar bagus, dan Hanifa jadi pagar ayunya. Ciyaaa!
Meski pada kenyataannya Alif mendapat tugas yang berbeda dengan Hanifa, Alif tetap bahagia kok, padahal awalnya sempat agak kecewa. Tapi ternyata pekerjaannya ini fleksibel banget. Dia ngga harus kayak Johnny yang stand by di dekat panggung pelaminan, menunggu kalau-kalau pengantin pria butuh bantuan. Sebab Hamzah rupanya direpotkan dengan beramah-tamah pada keluarga lainnya.
Nah, Hanifa juga.
Sejak jelang jam sebelas, Hanifa sudah tidak di sisi Ulya lagi. Dia pamit untuk menyapa beberapa keluarga yang mengenalinya sebagai keponakan dari Benjamin Bin Adam.
Alif yang kebagian mobile dengan Zahra, akhirnya keseret-seret juga. Dia menyapa dengan ramah nyaris semua tamu yang hadir. Berperan seperti seorang anggota keluarga.
"Siang, Tante..." sapa Alif pada seseorang bersanggul tinggi.
"Siang, eh namamu siapa? Keponakannya Benjamin itu ya?"
Kalau ditanya begini, Alif akan melebarkan senyumnya dengan hati meletup-letup. Rupanya dia sudah cocok jadi anaknya Bapak Kahfi dan Ibu Hanun, bukan?
"Bukan, Tante... Saya Alif, temennya Hamzah. Nah, Hamzah yang keponakannya Bapak Benjamin," sahut Alif. "Itu, Hamzah di sebelah---ehm, di mana tadi ya? Oh iya, udah makan salad buah atau zupa sup, Tante? Udah salaman sama pengantin?"
Nanti lawan bicaranya akan tergelak dan berkata; Kamu bisa aja. Lalu Alif inisiatif mengantar ke arah panggung.
Begitu seterusnya. Memang pandai sekali cari nama.
"Laper ngga lu?" tanya Alif pada Johnny ketika mereka bertemu di dekat panggung, usai Alif mengantar serombongan sanak keluarga Adit entah dari pihak mana.
"Ngga terlalu seh," sahut Johnny. "Cuma haus aja, cuy. Ambilin minum dong."
"Mau apaan? Kola? Jus Jeruk? Jus jambu?"
"Air putih aja dah."
"Wohsiap," Alif mengacungkan jempolnya. Kemudian bergegas mengambil segelas air dingin untuk sahabatnya.
"Muka lo bahagia amat?" tanya Johnny begitu segelas air itu tandas.
"Muka gue sih emang gini, terlihat bahagia dan membahagiakan yang lihat."
"Heleh, jijik gua dengernya," balas Johnny. "Paham gua, ada Hanifa ya pasti batre full, bosku!!!"
"Hehehe..." Alif nyengir kaku. Ketahuan deh. "Eh, John, kayaknya nikah seru yak?"
"Masa?"
Alif mengangguk. "Hooh. Nikah yuk, John?"
Johnny sampai berjengit mendengarnya. "Eh, sori, gua masih normal!" ucapnya. Ingin sekali noyor Alif sampe ini manusia kejengkang. Sayang, lagi banyak orang.
"Maksud guaaa, nikah sama cewek masing-masing, astaghfirullaah, Jojon! Gua jedotin juga neh..."
"Ya lagian, ambigu lu."
"Elu gesrek!"
"Wah, bagus lagi banyak orang," kata Johnny. "Kalau ngga, gue piting."
"Eh, seriusan, ngadain acara gede-gedean kayak gini, abis berapa duit yak?"
Alif melihat sekeliling. Dekorasi untuk acara ini tidak main-main. Panggungnya melebar dan penuh hiasan bunga mewah. Ini ruang resepsinya. Tadi tempat akadnya aja bagus luar biasa! Tatanan prasmanan dan gubuk-gubuk sederhananya diatur sedemikian rupa. Kursi-kursi berderet rapi. Tamu diharapkan mengambil makanan secukupnya dan makan sambil duduk.

KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!