78. Sarapan di Hotel

817 155 192
                                    

Serial The JAHat Stories – 78. Sarapan di Hotel

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2020, 17 Maret

-::-

Ketukan di pintu membuat Johnny bangkit dari berbaringnya. Ada Alif yang tampangnya lelah luar biasa. Tas ranselnya langsung turun dari punggung begitu Alif menjejak kamar hotel tempat Johnny semalam menginap.

"Gilaaak, badan gue rentek, Jooon!" keluh Alif sembari merebahkan tubuhnya di atas kasur yang masih rapi.

Johnny nyengir, lalu menyalakan teko listrik setelah memastikan teko tersebut ada isi airnya. Dia menekuk kaki dan duduk di kasur yang tadi dia tempati, dekat jendela yang terbuka. Ini sudah jam tujuh pagi, dan Johnny yang sudah bangun karena harus mengerjakan shalat lima waktu bareng Hamzah di mushala milik hotel mereka menginap saat ini.

Sabtu ini, Hamzah berada di Jogja sejak kemarin siang dari Kebumen, bersama Hanifa, Zeyara dan Zahra. Ada urusan di sana sejak hari Rabu. Untuk weekend-nya, Hamzah berinisiatif mengajak tiga adiknya jalan-jalan di Jogja sejak Jumat siang hingga Ahad pagi besok. Nah, sekalian dia ajak Alif dan Johnny jalan-jalan juga. Daripada iseng berempat doang, mending ngajak dua sohibnya kan.

Awalnya, hanya Alif yang berminat ikut. Ya pasti karena ada Hanifa yang ikutan kan. Tujuan jalan-jalan ini memang untuk ngajak Hanifa refreshing setelah kejadian buruk menimpanya. Beruntung kejadiannya sudah diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Hamzah setuju Alif ikut gabung, katanya nanti biar dia tambah ekstra tempat tidur aja, jadi Alif bisa tidur di kamar Hamzah dan Zeyara. Hanifa sekamar dengan Zahra. Johnny tadinya menolak. Hanya saja, entah ada angin apa, dia bilang mau ikut jalan-jalan, dan menyusul dengan penerbangan jam dua belas tadi malam, dan tiba di hotel sekitar jam dua dini hari. Mungkin iseng ya dua sahabatnya jalan-jalan kok dia ngga? Sedangkan Alif yang naik kereta api jam sepuluh dari stasiun Pasar Senen, harus puas menjejak kaki di stasiun lempuyangan jam enam pagi dan bergegas ke kamar hotel tempat Johnny menginap. Sempet ngedumel juga ya Alif tuh. Yaiya, masa dia yang berangkat jam delapan malem dari rumah, sampe hotel jam tujuh pagi, lah si Johnny dari rumah jam setengah sebelas malem, udah dapet tidur enak dari jam dua?!

Duit memang pandai sekali bicara.

"Laper ngga lu?" tanya Johnny. Alif menggeliat, bergerak pelan.

"Laper lah! Pake nanya!"

Pelan, Johnny merunduk, lalu mengambil kaos dalam tasnya, membawanya ke kamar mandi untuk berganti di dalam sana.

"Ayok lah," kata Johnny setelah berganti pakaian yang bersih. Dia mematikan aliran listrik di teko. Batal nyeduh kopi lah, ngopi di bawah aja, enak bareng-bareng. "Gue juga laper. Hamzah bilang lagi rapi-rapi mau makan juga. Buruan, gue mau ngegym bentaran neh sebelom mandi."

"Ya ayok!" Alif loncat dari berbaringnya, kemudian menyusul Johnny di pintu depan.

"Heh, ganti kaos dulu. Buset, bau kereta malem lu, nyet," kata Johnny dengan wajah galak. Bikin Alif melihatnya dengan pandangan hina.

Kalau dia bau kereta malem, trus Johnny bau apa? Pesawat tengah malem???

Tapi ya udah, sabar aja...

Nurut, Alif mengganti kaos yang dia kenakan dengan yang masih bersih yang dia bawa. Buru-buru dikenakannya sandal hotel yang tersedia lantas keluar menyusul Johnny yang lagi asik lihat-lihat pemandangan dari kaca besar yang ada.

"Hamzah kamarnya di mana dah?"

"Lantai tujuh kalau ngga salah," sahut Johnny. "704 kan kamarnya?"

Alif manggut-manggut. Mereka berada di lantai lima saat ini. Johnny menjauh dari jendela, lalu menuju lift bersama Alif. Ponsel mereka sama-sama berbunyi. Notifikasi dari Hamzah yang memberi tahu bahwa dia dan adik-adiknya sudah di bawah.

The JAHat StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang