42. She is Here

1.2K 198 64
                                    


Serial The JAHat Stories – 42. She is Here

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2018, 19 Juli

-::-

Kafe lumayan rame di sore sekitar pukul enam belas lewat tiga puluh menit di hari ini. Alif juga lagi asik-asiknya makan brownies yang tadi diberikan oleh Hamzah untuknya. Tapi kunyahannya terhenti, plus membuatnya tersedak begitu saja ketika dilihatnya seseorang muncul dari balik pintu.

Gemerincing bunyi yang terdengar bahkan tidak lagi disukai Alif, padahal dia paling suka jika pintu terbuka oleh pelanggan yang baru datang. Alif sontak menyembunyikan tubuhnya di balik meja. 

She is here, man!

"Ngapain, bro?" tanya Tedjo yang tengah membawa dua gelas minuman pesanan pelanggan.

"Heh? Itu, duit gue jatoh, Djo. Mana yak..." Alif garuk-garuk kepala, mencari-cari apa yang tidak harusnya dia cari.

Ya gimana ini... di salah satu meja di depan sana, ada Sarah!

Iya, Seeewraaah!

Haduh, mana cakep bet lagi rambutnya dikuncir kuda, udah kayak ciwi-ciwi di drama Korea.

Alif belingsatan, bos! Bingung dia, soalnya Sarah kali ini datang ke kafe ngga sama monyetnya---eh maksudnya ngga sama Gatta, cowok yang diketahui Alif sebagai pacarnya Sarah.

"Heh, ngapa lu?" tanya Hamzah, melihat Alif masih saja merundukkan badannya di balik meja.

"Hoh?" Alif gelagepan. Udah kayak maling ayam ke-gap lagi bakar ayam di tempat kejadian perkara.

"Dimintain tolong jaga mesin kasir, malah ngumpet di bawah," ucap Hamzah. "Ngapain wey?"

"Ng... ngga, it---itu tadi kirain struk jatoh," kata Alif, masih garuk-garuk kepala. Dia masih ngga berani melihat ke arah Sarah.

Lah, padahal dia ngelihat juga Sarah ngga bakalan notis. Cuih. Dasar Ganjen.

"Prog---program di bawah udah kelar, Zah?" Alif bertanya kikuk. Pertanyaan retoris pula.

"Tumben lu nanya?" Hamzah melirik tempat makan milik Ulya. Brownies-nya masih ada empat potong. Dicomotnya sepotong. "Udah ngga badmood?"

"Ya masih," Alif kembali keki mengingat tadi sebelum ke sini dia ribut dulu dengan Alia.

"Abisin nih, biasanya lo doyan banget," kata Hamzah. Dia melirik Johnny yang duduk di meja sebelah sudut kanan, sibuk main hape.

Palingan lagi ngalusin cewek lain lagi.

"Eh, itu kayaknya Mbak Sarah? Pacarnya si Gatta ya bukan?" tanya Hamzah, menyenggol lengan Alif dengan sikunya, mengarahkan dagu pada sosok perempuan yang tengah diberikan segelas frapuccino oleh Tedjo.

"Eh, Zah, tugas kampus yang paper itu kapan kita ngerjainnya?" Alif masuk mode panik. Dia gugup bukan main. Maka, jadilah dia mengalihkan pembicaraan semampunya.

"Entar aja, ngerjainnya di rumah Johnny," jawab Hamzah, masih lanjut ngunyah brownies. "Tumbenan amat lo semangat ngerjain tugas. Biasanya gue yang bawel urusan tugas mah."

"Yaaa, sekali-sekali, broh," kata Alif, ketawa-ketawa ngga jelas.

Telepon di dekat mereka berbunyi. Hamzah langsung mengangkat gagang telepon tanpa menunggu dering untuk yang ke dua kali.

"Mas Hamzah," ucap suara Ulya, "sistemnya trouble lagi..."

"Hah? Oh, ya udah, entar gue ke bawah lagi sama Johnny. Buat sementara, pake manual aja dulu."

The JAHat StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang