11. Ke Rumah Johnny

1.5K 217 127
                                    

Serial The JAHat Stories – 11. Ke Rumah Johnny

Penulis : Uniessy

Dipublikasikan : 2017, 10 Oktober

-::-

"Tapi di rumah lo lagi banyak makanan kan?" tanya Alif dengan wajah harap-harap cemas. Ditatapnya Johnny dengan mata agak mendelik.

"Elu mau apaan sih, bray? Gue sediain!" Johnny menepuk setir yang sejak tadi dia pegang.

Alif mengepalkan tangan sambil bergumam YES. Sedangkan Hamzah, yang duduk di belakang Honda Civic milik Johnny, bertepuk tangan.

"Gue demen banget nih yang beginian!" Hamzah berkomentar.

Johnny nyengir. Asli heran ya sama dua sahabatnya ini. Kan Hamzah punya kafe, masa tiap ke rumahnya masih sering aja nanya makanan!?

Setir berputar pelan ketika mereka memasuki komplek perumahan tempat Johnny tinggal. Empat orang sekuriti menyapa Johnny yang melambaikan tangan dengan kaca mobil kanannya telah terbuka.

Mobil terus melaju sebab rumah milik Johnny memang berada agak jauh ke dalam.

"Weh, apaan tuh?" Alif menegakkan punggung, sabuk pengamannya telah terlepas. "Haaanjing!"

Pandangan Alif dan Hamzah bergerak seiring laju mobil yang melewati sepasang anjing yang sedang berlaku tidak senonoh. Gelak tawa Alif lebih dulu terdengar, baru kemudian disusul Hamzah.

"Santai dong tawa lu, bor. Najisin dengernya," komentar Johnny. "Pengen lu yak?"

Pundak kiri Johnny kena dorong Alif. "Geblek, ngapain gue mupeng sama anjing. Barusan itu gue keingetan elu sama Noumi!"

"Bangsat!" Johnny sewot. "Maksud lu apaan, anjxng!"

Hamzah masih tertawa di kursi belakang. Terbahak-bahak.

"Iya, Lif, sumpah... kirain gue doang yang mikirin hal begituan!"

"Eh, setan!" Johnny memaki Hamzah lewat spion tengah. "Jangan sampe gue turunin lu ye bedua!"

"Ya lagian," Alif berusaha bicara di tengah tawanya. "Lo sama Noumi kan suka sok mesra ngga tahu tempat. Tuh, persis kayak anjing tadi!"

Kaki kiri Johnny yang panjang itu terangkat, lalu mendarat di paha Alif yang terbalut celana sirwal. Alif sampai mengaduh sebab pendaratan kaki Johnny terbilang kasar. Tapi sedetik kemudian Alif kembali tertawa.

"Punya temen keparat semua, bangsat!" maki Johnny lagi. Namun dia berpikir juga. Apa jangan-jangan yang dikatakan dua temannya itu benar adanya ya? "Heh, emang gue sama Noumi semesra apaan woy? Kata gue mah biasa aja! Dia juga belom pernah gue pake. Gue kaga seanjing itu kali!"

Alif dan Hamzah kembali terbahak.

"Belom? Berarti akan? Wah parah sih elu mah, Jon..." cibir Alif.

"Halah, elu, Jon... Masa iya dia kaga elu apa-apain?" goda Hamzah, membelai dagu Johnny dengan tangan kirinya. Lalu terbahak lagi.

Rumah Johnny sudah di depan mata, setelah membunyikan klakson dua kali, Johnny menghentikan laju mobilnya. Setelah memastikan laju mobil terhenti penuh, dia membuka pintu mobil, lalu bergegas menuju kursi belakang. Membuka lebar-lebar pintu mobil tempat Hamzah duduk, hanya untuk menyerang sahabatnya yang terkejut atas kehadiran Johnny di sana.

"Lu ngomong jangan sembarangan, bangke!" omel Johnny setelah dia dan Hamzah berhadapan. Kedua tangan Johnny mencengkram kuat kerah kemeja garis-garis warna oranye pucat.

"Ampun, ampun, ampun!" pekik Hamzah seketika. Susah payah dia menggerakkan badannya yang sudah dikunci oleh Johnny. Sedangkan Alif di kursi depan mulai panik.

The JAHat StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang