Serial The JAHat Stories – 37. Dibagi Brownies
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 2 Juli
-::-
"Jadi orangtua kamu jualan kue?" tanya Hanun pada Ulya. Hanun kembali mengambil sepotong brownies kukus yang terhidang di hadapannya.
Ulya yang membawa brownis itu, sengaja untuk ngemil Ibu Bos-nya yang memang datang ke butik nyaris setiap hari Rabu. Tadinya Ulya mau bawain sekotak, tapi ragu. Takut kue buatan ibunya, ngga cocok di lidah bosnya ini.
"Iya, Ibu aku yang jualan. Bapak markir di pasar," jawab Ulya. Senang melihat Ibu Hanun mengambil potongan ke dua. "Enak ngga, Bu?"
"Enak, enak. Saya suka," kata Hanun lagi.
Ulya ngucap hamdalah dalam hati. Sekaligus janji, Rabu depan bawa sekotak brownies kayak gini, khusus buat Ibu Hanun. Semoga bosnya ini bertandang lagi buat ngecek keadaan bisnisnya.
"Hamzah, turun sini. Cobain kue yang dibawa Ulya. Enak banget, kamu pasti suka," kata Hanun pada ponselnya.
Iya, Ibu Hanun ngomong sama ponselnya, tapi Ulya yang megap-megap.
"Ini beneran ngga apa-apa dimakan ya, Ulya?" tanya Hanun, menunjuk kotak makan Ulya.
"Ngga apa-apa, Bu. Abisin aja, hehe. Alhamdulillaah Ibu seneng makannya, aku juga seneng."
"Ini rasanya gimana ya? Manis tapi ngga manis banget. Enak," ucap Hanun. "Oh iya, dua pekan lagi saya ada arisan. Kalau pesen sama ibu kamu, bisa? Ada kue apa aja?"
"Bisa, Bu. Bisa insyaaAllah, hehe..." sahut Ulya. "Tergantung, ibu mau pesen kue apa aja? InsyaaAllah di rumah, ibuku bisa bikin kue semuanya."
"Wah, beneran? Kalau lemper? Donat? Pastel? Kue bolu pandan?"
"Bis---"
"Apaan sih, Umma?"
"---sayangku, eh, bisa, Bu. Bisa..."
Percakapan keduanya terhenti ketika suara Hamzah terdengar menyela. Pemuda bertubuh lumayan tinggi itu datang dengan pakaian casual-nya yang bikin hati Ulya lompat-lompat kayak mau ngambil baju di bagian atas lemari tapi ngga nyampe.
Sementara Hanun, begitu melihat putranya, lekas menggerakkan tangan.
"Iri wa bwa (ke sini)," ucap sang ibu pada putra sulungnya, "ini, dibawain Ulya. Nanti Umma rencana mau pesen nih buat arisan."
Hanun mencomot satu potong brownies, lalu membaginya ke potongan kecil, lantas menyuapkan potongan tersebut ke mulut Hamzah.
"How? Enak?" tanya Hanun Umma.
"Hm. Biasa aja," sahut Hamzah, singkat padat, tapi bikin Ulya ingin sekali mengumpat.
"Ini enak banget, Zah," kata Hanun pada si sulung. "Tapi ya Jafar tetep ngga bakalan suka sih."
"Cobain lagi, Mas Hamzah," Ulya agak keki karena buatan ibunya disebut biasa aja. Disodorkannya kotak makan berisi brownies tersebut.
"Pokoknya, Umma bilang, ini enak," kata Hanun, menyuapkan lagi sisa potongan brownies yang tadinya buat Hamzah, ke mulutnya sendiri. "Mamanya Ulya ini bisa bikin kue macem-macem lho."
"Umma juga bisa," tandas Hamzah cepat. "Enak banget lagi."
"Iya, tapi ngga sempet. Mana adek kamu tuh ngerubung kalau denger suara mixer," balas Hanun. Kepalanya kembali menghadap Ulya. "Saya jadi mesen ya, Ulya. Brownies kayak gini, lima. Lemper lima puluh---nanti biar saya chat aja deh detailnya ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!