Serial The JAHat Stories - 113. TAK!
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2022, 9 Mei
Note : Infoin typo yaaa
-::-
JARAK dari wahana ke Histeria tidak seberapa jauh. Tapi tetap saja terhambat karena bocah-bocah manis itu mau naik bom-bom car yang letaknya lebih dekat daripada Histeria.
"Mas Zeeey! Kita naik bobokar duluuu!" pinta Nada pada Zeyara yang hampir gas dengan Johnny ke lokasi Histeria.
"Yah," Zeyara melihat antrean bom-bom car yang mengular. Lantas lekas beralih pada gelang fast track yang melingkar di pergelangan tangannya sendiri. "Ya udah, ayok," balasnya pada Nada. Dia mendongak pada Johnny yang tampaknya tengah menunggu keputusan adik dari sahabatnya itu. "Mas Johnny, kita main mobil dulu deh ya, biar barengan?"
"Siap, boskuuu!" kata Johnny sembari berlagak memberi hormat, sebelum kembali melangkah ringan ke wahana yang dimaksud. Langkah Johnny emang enteng banget lah, dia kan ngga bawa ransel atau apa. Cuma bawa ponsel aja. KTP nya dia selipin di balik kover ponsel. Kepentingan berkendara dia tinggal di mobil, karena kalau dibawa-bawa ya khawatir jatuh. Bawa ponsel aja dia inget-inget terus biar ngga kelupaan.
Beda dengan Alif yang selain bawa minyak angin di saku celana dan ponsel yang kini mati total, dia juga bawa ransel berisi air minum sebotol besar plus camilan-camilan yang dia harap bisa dia makan bersama Hanifa. Sementara Hamzah juga tidak bawa apa-apa karena perbekalan dibawakan oleh adik-adiknya, termasuk dompet beserta uang yang dia titip di Hanifa.
Ngomong-ngomong, gerombolan Jafar dan kawan-kawannya pada ke manain sih, dari tadi belum ketemu juga.
"Gue mau ke bom-bom car!" kata Hamzah yang kini tersambung dengan panggilan video Jafar.
"Iya! Gue sama yang laen lagi maen!" kata Jafar yang rupanya tengah sibuk main balapan motor di game station yang tersedia di Dofun. "Lanjut aja, hyung! Nanti ketemu pas solat Zuhur yak!"
"Hih, bocah ya!" dumal Hamzah sembari terus melangkah menuju pintu pembatas arena bermain bom-bom car. "Ya udah."
Tadinya Hamzah mau marah-marah karena Jafar enak-enak main dengan teman-temannya, dia malah harus jagain adik-adik segini banyak. Tapi mengingat Jafar akan melanjutkan pendidikan di Bandung dan berjauhan dengan karibnya di Jakarta, ya sudahlah ya, Hamzah ngalah aja.
Kaki Hamzah terhenti tepat di belakang Alif yang asik menyaksikan beberapa orang lain bermain permainan mobil-mobilan tersebut. Mereka harus menunggu pemain tersebut selesai bermain baru mereka bisa masuk.
"Tu, wa, ga, pat, ma, nem, ju, pan," Alif menghitung banyaknya unit mobil yang bergerak. "Lah, cuma delapan doang yang maen," ucapnya. "Kita ada sepuluh."
"Berarti yang dua lagi jadi penumpang," timpal Hamzah. Lehernya menegak, selagi di dalam kepalanya memilih dia mau naik mobil warna apa. Melirik sekilas, dia mendapati Ulya sedang berbincang dengan Gara yang rupanya sejak tadi mengantre untuk naik bom-bom car dan baru dapat sekarang.
Mobil-mobil terhenti karena permainan telah usai. Pintu antrean jalur fast track terbuka begitu mobil-mobil tersebut telah kosong. Johnny, Alif, Hamzah, Zeyara, Ulya, Hafiza, Zahra, dan Hanifa masing-masing menempati satu mobil. Sedangkan Nada auto duduk di sebelah Hamzah dan Nida di sebelah Zeyara.
"Mas Gara, sini!" panggil Ulya agar Gara duduk di sebelahnya. Karena dia tidak bisa menyetir sama sekali.
Merasa dipanggil, Gara menegakkan punggung. "Gue?" Dia menoleh pada petugas, memberi tanda agar pembatas di depannya dibuka. "Eh, tapi Mathius, gimana, Cemong?" tanyanya begitu duduk di sebelah sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!