Serial The JAHat Stories – 49. Berkah
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2018, 12 Oktober
-::-
Toyota Sienta itu berhenti di depan garasi yang tertutup ketika Ulya masih sibuk memandangi pemandangan di depannya. Rupanya, rumah Ibu Hanun juga bukan main-main ya.
Butik dan kafenya aja keren abis, pikir Ulya. Ternyata rumahnya juga.
"Oi, jangan bengong," tegur Hamzah ketika mendapati Ulya belum juga beranjak dari duduknya.
Hamzah keluar dari mobil dan bergegas menuju bagian belakang mobil, membukanya dan mengambil kue-kue yang tadi dia ambil di rumah Ulya.
Zahra, Zeyara, Nada, dan Nida, keluar dari dalam rumah, mendekati kakak lelaki mereka.
"Mana, Mas, yang mesti dibawa?" tanya Zeyara, to the point banget. Sementara Nada, Nida, dan Zahra beramah tamah dengan Ulya yang melebarkan senyuman sejak melihat mereka.
"Assalamu'alaykum," sapa Ulya dengan wajah ceria. Seneng banget sama anak-anak dia kan heuheu.
"Wa'alaykumussalam, Mbak Ulya," balas Nada. "Udah sarapan?"
"Udah dong, kalau ngga ya pasti lemes. Ini seger kan. Tuh, tuh," kata Ulya lagi.
"Udah shalat Dhuha?" tanya Nida.
Dan kali ini Ulya cengok.
Hmm, dia tahu shalat Dhuha itu bisa dikerjakan dari sekitar jam enam pagi sampai jam sebelas siang, tapi Ulya bukan pribadi yang rutin shalat Dhuha. Keseringan males sih, actually.
"B-belum, hehe," balas Ulya, membenarkan tali tas yang tersampir di pundaknya.
"Udah, Mbak Ulya-nya jangan banyak ditanya-tanya, nanti bingung," kata Hamzah, menenteng kotak kue, "nih, bawa ini aja nih ke dalem. Be careful ya, jangan sampe jatoh."
Ulya antara malu dan bersyukur Hamzah ngomong begitu.
Ya, bersyukur disela Hamzah kayak tadi, tapi malu juga kan Hamzah pasti denger jawaban dia kan. Turun sudah harga dirinya.
Terdengar suara pintu belakang mobil ditutup, diikuti Hamzah yang membawa kotak berisi pastel. Bocah-bocah tadi sudah lebih dulu masuk dengan tugas mereka masing-masing.
"Masuk, Ul," kata Hamzah pelan. "Adek gue kalau nanya ngga usah diambil hati banget ya. Santai, gue juga belum Dhuha. Nanti abis naro ini, kalau lo mau Dhuha juga, boleh aja. Nanti gue minta Hanifa atau Hafiza nunjukin tempatnya. Atau kalau mau jamaah sama gue juga kuy lah."
Mata Ulya membeliak, memerhatikan punggung Hamzah yang berjalan di depannya. Segaris senyum tercetak di bibir Ulya. Dia baru saja hendak meng-oke-kan kalimat Hamzah lagi ketika didengarnya Hamzah kembali bersuara saat hendak memasuki pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!