Serial The JAHat Stories – 90. Kopi Dalgona
Penulis : Uniessy
Dipublikasikan : 2020, 15 April
Note : Infoin typo yaaa
-::-
"Halo, Mas Johnny!" sapa Zahra dengan antusias begitu melihat Johnny masuk bersama Alif dan Hamzah dari pintu depan rumah. Sebelumnya memang Hamzah memberi tahu ke orang rumah bahwa Hamzah pulang bersama dua sohibnya siang ini. Jadi ciwi-ciwi di rumah itu sudah siap sedia dengan hijab mereka.
"Halo, cantik..." balas Johnny dengan senyuman. Diletakkannya sebungkus besar berisi bakso seafood dan udang segar.
"Apaan tuh?" tanya Nada yang sejak tadi duduk menunggui Zahra mengaduk sesuatu di mangkuk.
"Seafood nih," jawab Johnny yang ikutan duduk di kursi dekat Nada. Lehernya menegak, melihat ke arah Hanifa yang sedang cuci piring. "Han, masak tomyam dong. Gue beli seafood sama bumbunya udah jadi."
"Iya nih, Han," kata Alif yang duduk di sebelah Zahra. "Udah makan belom?"
"Heh, ini udah mau jam dua. Ya udahlah!" Hamzah yang jawab. Dia duduk di sebelah Alif dengan gelas berisi air putih dingin yang barusan dia tuang dari kulkas.
"Ya makan lagi kalau gitu..." Alif nyengir.
Nada mengambil bungkusan yang dimaksud Johnny sebagai seafood, kemudian menyerahkannya pada Hanifa.
"Ini dimasak semua, Mas?" tanya Hanifa. Diperkirakan, beratnya bisa tiga kilo.
"Iya lah. Kan buat rame-rame. Eh, emang bocah yang laen pada ke mana?" ucap Johnny.
"Iya nih, kok sepi cuma dua doang?" kata Alif, merujuk pada Nada dan Zahra.
"Mas Jafar tidur," jawab Nada. Libur tanggal merah memang asoy buat tidur. "Nifiza tidur... Nida tidur... Mas Zey kayaknya baca Quran deh dari tadi abis balik dari masjid tuh. Terus Zidan ikut Umma sama Appa ke rumah Eyang."
"Kamu kok ngga ikut ke rumah Eyang?" tanya Johnny, mendekatkan wajahnya ke Nada.
"Ngga," sahut Nada seraya tertawa. "Mau ikut Nizahra bikin kopi dalgona. Hehehe..."
Johnny menarik wajahnya lagi, lalu melihat Zahra yang masih sibuk mengaduk. Alif manggut-manggut.
"Oalaah, ini yang lagi ngetren itu ya?" tanya Alif. "Kak Alia bikin nih kemarenan. Pake mixer dia sih. Mau minum kopi aja susah bener... Astaghfirullaah..."
"Iya, Mas, katanya bisa ngga pake mixer. Nih, kayak gini," kata Zahra dengan cengiran lebar. "Nanti cobain yah. Hehe..."
Alif melihat adonan yang diaduk Zahra menggunakan penyaring teh. "Kayaknya ngga enak ya..."
Sukses bikin Zahra manyun dan melirik keki.
"Itu lama amat sih ngaduknya?" tanya Johnny. "Eh, eh, Nada, tolong ambilin Mas minum dong?"
Menurut, Nada lekas turun dari kursinya dan mengambil air putih buat Johnny. Sementara Zahra masih semangat ngaduk, Hanifa menjarang air untuk merebus seafood.
"Iya, katanya diaduk sampe pucet, Mas," jawab Zahra.
Hamzah tertawa. "Sampe kamu pucet gitu, Ra?"
"Sampe kopi ini puceeet!" sahut Zahra. "Kopinya, Mas. Bukan akunya."
"Minum kopi, entar kumisan kamu, Ra," timpal Alif.
"Biarin," Zahra tak peduli.
"Makasih," kata Johnny pada Nada yang kembali dengan segelas air di tangan.
"Buat Mas mana, Nad?" tanya Alif.
"Mas Alif mau juga?" tanya Nada yang turun lagi. "Bilang dong..."
"Hehehe..."
"Ngebudakin adek-adek gue aja lo bedua," omel Hamzah.
"Lah, elu biasa ngebudakin gue sama Jojon ya," kata Alif. "Pabedanye elah."
"Udah jadi nih, Uni!" kata Zahra yang tersenyum puas melihat pekerjaannya sempurna. Dua sendok kopi espresso dan dua sendok gula plus dua sendok air hangat itu sudah berubah mengental.
Hanifa yang baru membuka bungkusan berisi bakso seafood, menoleh. "Tuang aja ke gelas, Ra. Kan udah disiapin."
Zahra menggeser gelas berisi es batu dan susu segar. Dia menyendok adonan kopi tadi dan memasukkannya ke dalam gelas. Zahra dan Nada ber-woah heboh melihat eksperimen mereka sukses.
"Nih, Mas," kata Zahra, menyuguhkan kopi dalgona tersebut ke Hamzah. "Umma bilang aku ngga boleh minum kopi, hehe. Nanti ngga bisa tidur."
"Lah, ya sama, kalik," balas Hamzah. "Ngga mau ah. Entar malem begadang ini sih. Baunya aja nyengat banget," tolaknya. "Kamu tuh ya, Ra, kalau ngga mau minum, ngapain bikin?"
Zahra manyun. "Ya kan nyobain yang lagi keren, Mas?"
"Keren, keren," omel Hamzah.
"Eh, sini, sini," Johnny menyambar gelas yang terabaikan. "Buat Mas Johnny aja. Penikmat kopi nih. Mantaaap! Pas banget entar malem mau begadang ngejarin program. Hehe."
Wajah Zahra sontak cerah ceria. "Abisin ya, Mas?"
Alif lirik-lirik Zahra dan Johnny. Apalah daya, dia ngga kuat minum kopi. Lambungnya bisa demo selama sepekan kalau mengonsumsi kopi sebanyak itu. Apalagi setahu dia, komposisi kopi yang digunakan lumayan banyak.
"Hm, enaaak..." kata Johnny yang baru saja menyesap sebagian minuman di tangannya. Zahra dan Nada tertawa melihat bagian kopi dalgona menempel di bibir atas dan hidung Johnny. "Mantul! Kopi dalgokil! Tapi emang nih, kopinya strong banget."
"Dalgonaaa," kata Nada.
"Eh iya, dalgona. Hehe. Udah ganti ya?" Johnny nyengir.
"Kebanyakan kopinya ya, Mas? Tadi pake dua sendok, hehe," kata Zahra begitu melihat tadi kening Mas Johnny-nya mengernyit.
"Wah, iya, kebanyakan itu sih, Ra..." ucap Johnny sambil menyeka wajahnya dengan tisu.
"Mas, mau nyobain susu gula aren pake jelly ngga?" tanya Hanifa tiba-tiba.
"Nanya siapa nih, Fa?"
Tahu kan itu siapa yang bertanya?
"Mau, Han! Mau banget! Kayaknya enak!"
Tebak yang barusan itu siapa?
"Kalau Hanifa yang bikin, pasti ngga bakal ngga enak nih."
Hm... ngga usah diperjelas siapanya!
"Ya nawarin ke semuanya," ucap Hanifa, "ini produk barunya kafe. Belum rilis. Ini idenya Mas Hamzah," Hanifa bergerak ke kulkas, lantas mengambil sekotak besar susu segar.
Hamzah melirik dua sohibnya sembari menepuk dada dengan jemawa.
"Tapi yang lain pada suka sih," kata Hanifa lagi.
"Iya! Enak banget!" kata Zahra. "Nanti pasti mau nambah!"
"Boleh, boleh... sambil nungguin tomyam mateng," kata Alif dengan binar terang di matanya.
"Segelas dua puluh ribu, bos!" kata Hamzah.
Alif langsung membuka dompetnya. "Baik, baik, saya bayar," katanya seraya mengeluarkan pecahan lima ribu sebanyak empat lembar.
Hamzah mencibir. "Gaya bat lu," ucapnya. "Fa, yang buat Alif campurin racun tikus."
"Ngga apa-apa. Saya tetap akan menerimanya," kata Alif lagi. Calon ipar jangan dilawan, pikirnya. "Apa pun yang Hanifa buat, saya suka. Hehe..."
"Haha hehe aja lu," sungut Hamzah. Tapi Hanifa tertawa.
"Bentar ya, aku bikinin dulu..."
"Racun tikusnya ada stok, Han?" tanya Johnny sembari tertawa karena Alif melotot ke arahnya.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
The JAHat Stories
HumorKisah Trio JAHat; Johnny Alif Hamzah always together... yang TANPA FAEDAH. Minat nyimak? Buang waktu ae lau! Ngga ada faedahnya, tjuy!