Rasa 1

5.2K 92 4
                                    

     Ketika hujan telah reda, kulanjutkan perjalanan pulang dari tempat ku bekerja. Sudah lebih dari 30 menit duduk di sebuah pos ronda menunggu kapan hujan reda. Rasanya

Rasa yang begitu mengesalkan pun hadir saat tiba-tiba hujan mulai turun lagi. Namun aku tidak mau emosi karena aku tak akan hidup tanpa air. Semua yang turun adalah sebuah rejeki. Mungkin ada banyak orang yang senang dengan turunnya hujan itu. Apalagi sejak beberapa Minggu yang lalu tak pernah turun hujan deras.

     Selang  beberapa lama datang seseorang bermotor yang juga berteduh di pos itu. Jelas kelihatan dia sudah basah kuyup. Mungkin sebelum hujan turun yang kedua ia langsung jalan dan tak tahu jika akan turun hujan lagi.

     Kelihatannya dia orang penting. Dilihat dari pakaiannya  berjaket hitam, celana panjang hitam, dan helm pun juga hitam. Apalagi sepatu yang tinggi dan besar itu.

     Setelah ia mengibaskan tangan di jaket bagian dada, ia buka helmnya. Tampak seorang pria tampan berkumis rapi dan manis. Potongan rambutnya begitu luwes.

     👮Dari mana mas?

Tanya dia sambil tersenyum kepadaku yang terasa semakin kedinginan.

     👲Pulang kerja Pak.

Jawabku tersenyum juga. Pandanganku kualihkan ke jalanan karena takut dia tak nyaman jika aku menghadapnya terus. Apalagi kami disitu hanya  berdua saja.

     👮Oh.. rumahmu masih jauh ya?

Tanya dia lagi sambil melepas jaket yang basah dan sedikit memerasnya. Tampak badannya yang tertutup kemeja biru tua bikin aku jadi berfikir negatif saja. Apalagi dengan kemeja yang sedikit basah tampak seperti membentuk.

     👲Nggak terlalu sih Pak. Tapi kalau diteruskan pasti basah

     👮Oh.. ya sudah berteduh saja dulu. Saya juga tadi berteduh disana, saya pikir hujannya udahan ehh ternyata tambah lagi. Jadi basah deh.

     👲Kalau anda masih jauh kah?

     👮Wah.. lumayan mas. Mungkin 30 menit an baru sampai.

Setelah itu kami langsung saling diam. Sama sama memandang layar hp. Sesekali kucuri pandang kepadanya. Ingin rasanya  berkenalan langsung. Tapi aku tiba tiba kehabisan topik pembicaraan.

     👮Mas kerja dimana?

     👲Saya di toko AngkasaSuper Pak.

     👮Oalah. Saya tadi mau mampir disana beli jas hujan tapi gak jadi. Saya pikir nggak hujan. Oh iya.. nama mas siapa?

     👲Saya Agus.

     👮Lo kok sama? Saya juga Agus. 😀😀😀

Perkenalan itu sungguh membuang rasa kesalku dari tadi. Aku jadi sedikit ada hiburan ditambah lagi ternyata nama kami sama.
  
     Namun lagi lagi aku kehabisan topik bicara. Terpaksa menunggu dia yang bertanya. Aku sangat berharap dia bertanya lagi. Apalagi hujan juga tak mereda.

     👮Kamu sudah berapa lama di AngkasaSuper mas?

Dia bertanya lagi sambil sedikit mendekat padaku. Mungkin tetesan air diatas asbes membuat dia khawatir suaranya tak terdengar atau karena suaraku yang kurang jelas dari tadi. Namun aku mendapat poin plus dari keadaan itu. Tak hanya pertanyaan dia yang kudapat tapi aku juga duduk semakin dekat.

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang