Rasa 58 - Edisi Puasa

291 28 2
                                    

Hari ini adalah puasa ke 13 hari.  Aku akan diteman mas Agus untuk datang ke rumah pak Anas dan menemuinya sebelum aku benar benar dipindahkan ke tempat mas Agus.

Sesungguhnya aku juga belum rela melepaskan tempat kerjaku yang sudah berbulan bulan aku tempati dan merupakan tempat penuh kenangan.

Namun, aku juga merasa terlalu nyaman disana.  Kerja ringan, dibayar lumayan, bahkan saat libur pun masih dibayar.

Aku ingin keluar dari zona nyaman dan menambah pengalaman bekerja yang lebih melelahkan.

Sebelumnya, aku sudah membicarakan bersama ibu untuk hal ini.  Namun ibuku juga setuju asalkan aku tetap berhati hati, jujur dan profesional.  Bapak pun demikian.

Aku sudah diberi kebebasan untuk menentukan hidupku di era dan zaman yang semakin susah ini.

Siang itu, aku diajak mas Agus langsung menuju rumah pak Anas.
Tak butuh waktu lama, kami sampai dan disambut senang olehnya.  Pak Anas juga tak menyangka jika aku kenal dengan mas Agus.
Namun saat itu aku sangat menjaga supaya tidak ada kecurigaan yang macam macam darinya.
Sepanjang aku bersama mas Agus disana, aku selalu menggunakan basa Jawa halus.
(Basa Krama Inggil : Bahasa untuk ke yang lebih tua)

Rumah pak Anas selalu ramai. Dirumahnya juga ada beberapa orang yang kerja dan mempunyai kerjaan masing masing. Mereka sudah terbiasa dan terlihat akrab dengan bos nya.

Di rumah itu juga ada usaha pembuatan makanan atau jajanan dalam jumlah besar.
Kadang disetor ke toko besar di luar kota atau di kemas ke toko sendiri.

Jadi, jika anda sedang puasa dan masuk ke rumah itu, harus menyiapkan iman yang kuat karena bau bau jajanan sangatlah harum dan menggoda. Apalagi jika siang siang seperti ini.

Aku dan mas Agus disambut di ruang tamu yang besar.  Aku sudah beberapa kali ke sana.

👷Wah.. ternyata mas Agus saling kenal ya. Gimana kabarnya mas?

Ucap pak Anas pada mas Agus.

👮Alhamdulilah baik mas.

👷Ternyata sampean malah ke sini, padahal niatnya tadi pagi aku mau telpon sama anak yang katanya minat.
Maaf ya mas, jadi sampean yang repot lho.

👮Nggak apa apa lah. Kan saya yang butuh.  Kalau lewat telpon rasanya kurang mas.

👷Bener sih.   Ya sudah kalau gitu tak telepon mereka biar datang ke sini ya.  Rumahnya dekat kok.

👮Oh iya. Tapi kalau mereka lagi repot nanti nanti saja.

👷Kayaknya nggak mas. Mereka lagi libur.

Pak Anas mengambil hp dan menelpon dua orang secara bergantian  dan mereka menyetujui untuk datang sekarang.

Setelah itu, kami tinggal menunggu mereka datang.

👷Jadi, Agus juga mau ikut ya?

👮Iya mas. Makanya saya ajak kesini juga.

👷Oh... Iya iya...
Tapi jujur aja aku agak Eman Eman sama dia sih.
Tapi ya sudah kalau mau cari pengalaman lain.  Yang penting nyaman dengan pekerjaan barumu ya Gus.

Pak Anas berkata padaku.

👲Iya pak. Mohon doanya.
Sebenarnya saya juga sudah nyaman di toko. Tapi lagi pengen nyari pengalaman dan kebetulan ada yang ngajak.

👷Iya Gus. Kalau kamu cari pengalaman itu bagus.
Apalagi aku juga sudah kenal mas Agus.
Walaupun sudah tidak kerja di toko, tapi rumah ini selalu terbuka.  Jangan sungkan sungkan apalagi malu karena sudah tidak kerjasama.  Kita ini sudah jadi keluarga semua.

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang