Rasa 47 - Edisi Puasa

328 22 17
                                    

Pagi ini aku disemangati oleh bapak untuk berolahraga. Sebenarnya masih ngantuk, namun karena bapak selalu punya kata kata yang membuat aku baper, akhirnya aku nurut.

👨🏻Jalan jalan yuk.

Kata bapak sambil bersiap siap. Dia sudah berpakaian rapi selayaknya orang hendak berolahraga.

👲tapi pak... Aku lemes.

Jawabku dengan nada manja.

👨🏻Lemes itu cuma pikiranmu. Coba sekarang kita jalan. Pasti lemesnya ilang.

👲😔😔😔

👨🏻Saat puasa gini, kamu harus mempergiat olahraga supaya badanmu tetep seger walaupun nutrisi yang diperoleh terbatas.
Semangat lah...

👲Tapi jangan jauh jauh ya.

👨🏻Iya iya.. nanti kalau bener bener lemes aku gendong pulangnya.
Atau pinjam gerobak orang, terus di dorong.

👲Ya nggak gitu juga lah..

👨🏻😁😁😁Ya sudah ayo.. nanti keburu siang. Panas.

👲Bapak kalau pakai pakaian gini kok keren ya. Aku jadi iri.
😁😁😂

👨🏻😁😁😁 Ya iya lah.. bapaknya siapa dulu dong.

👲Hmmm... Pede nya...

Setelah bapak siap, aku juga mempersiapkan diri untuk berolahraga. Aku menggunakan kaos paling keren dan sepatu yang dibelikan oleh mas Agus.
Tidak mau kalah dengan bapak.

Namun, tetap saja aku masih kurang percaya diri dengan penampilanku. Rasanya tetap saja bapak lebih sporty.
Antara bentuk tubuh dan pakaian yang di pakai bisa pas dan cocok.

Bapak mendahului aku berlari lari kecil menuju jalan raya.
Dia sempat bertemu dengan tetangga dan mengobrol sebentar.

Aku juga menyempatkan berhenti sebentar untuk menulis sebuah catatan untuk nanti kuceritakan di wattpad supaya tidak lupa.

Karena aku sering berhenti, bapak pun menyadari aku jauh tertinggal di belakang.

Dia berhenti di sebuah batu besar yang berada di pinggir jalan untuk menungguku.

Memang sudah menjadi kebiasaan ku jika berolahraga pasti tertinggal.

👨🏻Kayak nggak niat jalan.

Ucapnya ketika aku sampai di depannya.

👲Bapak aja yang terlalu cepet.

👨🏻Nggak lah.. rasanya aja terlalu lambat kok.

👲Ya iyalah, biasanya kan lari lari.

👨🏻Ya sudah.. 100 meter lagi terus kita balik.

Tumben sekali bapak tidak meneruskan sampai pertigaan. Mungkin dia juga merasakan agak malas pagi itu.

👲Tumben... Biasanya Sampek ke pertigaan sana.

👨🏻nggak tau kenapa, kepalaku agak pusing sekarang.

👲Loh.. kalau pusing kenapa malah jalan sampai sini?

👨🏻Tadi belum kerasa sih. Baru aja kerasa tadi pas di belakang sana.

👲Ya udah, mau sampai dimana jalannya? Kita langsung balik nanti.

👨🏻Ke depan aja, dikit lagi biar agak berkeringat.

Karena bapak merasa kepalanya pusing, akhirnya kami memutuskan untuk putar balik setelah berjalan sekitar 100 meter lagi.

Kali ini bapak jalannya tidak secepat tadi. Bahkan aku yang dikatai lambat, kini malah berjalan agak jauh di depannya.

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang