Rasa 49 - Edisi Puasa

282 29 2
                                    

Benar saja, sehabis subuh aku segera melanjutkan tidur.
Bapak yang sedang sibuk membetulkan saluran air kutinggal tidur. Aku sama sekali tidak paham dengan mesin penyedot air tersebut. Dari kemarin keran air suka macet dan penyedotnya tersendat.
Setelah selesai, bapak juga membongkar motornya sendiri untuk diganti kampas rem nya yang sudah habis.
Tampaknya dia juga mencuci motornya sendiri.
Aku dapat mendengarnya bernyannyi nyanyi random di teras samping.

Akhirnya aku pun terlelap sampai siang. Ketika aku terbangun, bapak sudah berada di sampingku. Ia juga masih terlelap dengan keadaan telanjang dada. Kaos yang sebelumnya ia pakai berada di atas kepalaku.

Entah apa yang ada di dalam pikiranku saat itu, ku ambil kaos itu untuk menutupi mukaku. Aroma tubuh bapak bercampur wangi detergen sangat kusukai. Seakan akan aku berada di pelukannya saja.

Jika tidak salah, jam sudah menunjukkan pukul 11 siang.
Padahal aku tidur dari jam 5. Bapak juga tidak membangunkan aku, malah ikut molor juga. Aku juga mendapati seekor kucing yang selalu ada dirumahku sedang membulatkan tubuh di ujung kasur.

Suasana siang membuat aku kegerahan dan tidak mengantuk lagi. Akhirnya aku punya inisiatif mengganggu bapak yang masih mendekur pelan.

Seumur hidupku, aku belum pernah mendengar bapak mengorok. Namun lebih sering mendengarnya mengigau. Kadang mengusir ayam, tanya sesuatu, merintih, atau pun teriak tak jelas.

Aku mencubit hidungnya sehingga dia tidak bisa bernafas. Responnya hanya mengalihkan posisi kepala.

Setelah itu kucoba menggelitik telinga dia. Ia paling tak suka jika di gelitik di bagian situ. Namun tidak ada respon apa apa.

Segala sesuatu sudah kulakukan.
Menciumi pipinya, mencubit bibirnya, menarik kumisnya, sampai meletakkan kucing di kakinya.

Namun dia hanya setengah terbangun dan pulas lagi.
Aku sendiri tak tahu seberapa lama dia tidur.

Akhirnya aku mulai bosan dan membelakanginya. Jujur saja aku suka kangen jika dia sedang ngambek dan marah. Ekspresinya benar benar meluluhkan pandanganku.

Aku mengambil kucing dan memeluknya namun si kucing tidak nyaman dan kabur.

Saat saat yang tak kuduga pun terjadi. Bapak tiba tiba memeluk aku dari belakang. Posisinya benar benar pas dengan lengkungan tubuhku. Hembusan nafasnya menggelitik leher belakangku.

Baru kali itu aku bisa menikmati sesuatu yang merangsang dari bapak. Aku berusaha untuk tidak menanggapi kegelian itu.

Jarak kepalaku dengan kepala bapak hampir menempel. Makanya hembusan nafasnya terasa.

Aku tak mau semuanya berlanjut dan membuat aku jadi panas. Kudorong pelan pelan tubuh bapak sehingga jadi terlentang lagi.

Berat juga ya....
Atau aku yang lemah?
🤭🤭🤭

Lagi lagi ia hanya setengah terbangun dan lelap lagi.

Karena aku juga sudah tidak mengantuk lagi, kuputuskan untuk bangun saja. Aku mencari cari suatu aktifitas yang dapat membuat aku tidak menganggur.

Aku teringat motor. Rasanya ingin mencucinya supaya terlihat enak dipandang jika di jalanan.
Akhirnya aku menurunkan ke halaman samping dan mencari selang untuk menyemprotnya.

Saking dekatnya, aku dan bapak menggunakan merek motor dan tipe yang sama. Hanya beda tahun produksi dan warna. Bapak memilih warna biru di tahun 2016, sedangkan aku memilih warna merah produk tahun 2018.

Aku jadi sangat kepincut dengan body motor itu semenjak bapak pertama kali mengenakannya dahulu.
Dahulu, bapak sering gonta ganti motor dengan cara tukar tambah. Namun sepertinya dia sudah mantap menggunakan motor yang sekarang karena bentuk desainnya bisa ditandingkan untuk puluhan tahun kedepan.

Dahulu ia sangat cerewet. Kadang merasa terlalu besar, terlalu berat, terlalu tua dan lain lain.

Bapak bapak kalau sudah memperhitungkan dari sisi desain memang sangat susah menemukan yang pas.
😂😂😂 🤪🤪🤪

😂😂😂    🤪🤪🤪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku menghidupkan air yang alirannya sudah normal karena sudah diperbaiki bapak tadi pagi.

Kubasahi seluruh body dan part part nyelip. Setelah itu baru ku sabun dari atas.

Sedikit cerita, dulu aku punya pengalaman lucu saat mencuci motor.

Dahulu aku pernah pakai motor berwarna putih.
Saat aku mencucinya, aku mulai dari bawah dan mencelupkan langsung kain lap ke air di ember. Padahal stok air hanya ada di ember.

Setelah itu kuguyurkan air yang sudah kotor itu ke seluruh body.
Awalnya memang bersih, tapi setelah kering, ya tahu sendiri lah apa yang terjadi.

Saat aku masih dalam proses penyabunan motor, bapak sudah bangun. Dengan muka yang kusut ia duduk di lantai teras. Sekarang dia sudah berpakaian.

Ia memperhatikan aku saat mencuci motor. Sesekali ia pegang hp dan nelpon. Aku tahu dia sedang menelpon ibu karena sudah hafal dengan pembicaraan mereka.

Setelah selesai menelpon, ia berjalan ke arahku dan melihat pencucian ku lebih dekat.
Tampak ia melihat part part motorku yang memang sengaja kubuat beda dengan standarnya.
Yang jelas, punyaku lebih tampak sedikit sporty daripada punya bapak yang masih 100 persen standar.
Namun untuk rasanya, masih tetap sama. Tak ada yang dirubah.

Eh... Ngomongin apa sih?
🤔🤔🤔

👨🏻Kamu sudah servis?

Tanya bapak sambil melihat lihat part yang lebih dalam. Uhhh....

👲Udah dong.

👨🏻Kapan?

👲Belum ada satu bulan.

👨🏻Aku malah belum. Rasanya agak kasar sama nyendat.

👲Tumben? Biasanya paling rajin.

Aku dan bapak bercakap sampai pencucian aku selesaikan.

Baru selesai aku mencuci kaki dan tangan, tiba tiba ada seseorang yang datang dengan menggunakan motor berwarna putih.

Hayo.. siapa?
Jika kamu membaca dari part awal pasti tahu lah.....

Entah mengapa perasaanku jadi tidak jelas. Aku pura pura masih membersihkan diri dan tidak menghiraukan kedatangannya.

👨🏻Gus....

Panggil bapak kepadaku yang masih sibuk dengan kran. Tapi sebenarnya hanya pura pura.
😁😁😁

👲Apa pak..

👨🏻Itu.....

Dia menunjuk ke arah teras depan. Tampak seseorang sedang melepas jaketnya dan merapikannya di atas motor.

👲Oh... Iya 😶😶😶

Aku segera menuju ke ruang tamu dan menyambutnya segera.
Sebelum kami berbicara, sempat saling tersenyum menjaga rasa malu.

👮salamuallaikum.

Ucap mas Agus sebelum naik ke teras. Ih... Susah sekali menjaga perasaanku saat menulis bagian yang ini. Mana pokok ceritanya banyak banget lagi....

Penasaran nggak sih kalian?
🤔🤔🤔
Aku harap sih enggak.

🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️🏃🏻‍♂️





Dada.............

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang