Rasa 46 - S2

155 14 10
                                    

Kepulanganku dari rumah kakek memang memberikan aku sedikit pikiran di siang itu.

Aku tidak tahu akan seperti apa selanjutnya.

Bahkan bapak atau siapapun juga tidak chat ke aku.  Hal itu membuat aku jadi merasa terlalu berlebihan waktu itu.

Namun, lagi lagi aku teringat soal soal yang sudah ku lalui itu.  Anggapanku juga masih tetap sama. Merasa dikecualikan oleh keluargaku sendiri.

...
...

Sesampainya dirumah, aku langsung merebahkan diri di kasur depan tv. 

Aku tahu, jam ini adalah waktunya mas Agus makan siang dan selalu mampir ke toko.  Temanku pasti ditanyai kenapa aku tidak ada.

Tapi, semenjak itu, badanku memang agak agak terasa berat dan sedikit pusing di kepala.  Entah apa sebabnya, yang jelas, aku tidak selera makan sejak siang.

Rasanya pengen tidur karena kepalaku berat dan hidungku agak tidak nyaman digunakan bernafas.

Hawa nafasku juga terasa panas.

Kemungkinan, alasan izinku kemarin malah jadi kenyataan hari ini.

Aku pun langsung menutupi kaki dengan selimut lalu mengatur badan supaya lebih nyaman tanpa mengganti baju sejak dari rumah kakek tadi.

Rasanya nyaman sekali di kasur itu hingga tak sadar aku ketiduran hingga hari mulai sore.

Rasa badanku masih sama dengan sebelum tidur.

Bahkan kepalaku juga bertambah pusing.

Tapi mau bagaimana lagi, aku tinggal sendirian sehingga harus masak sendiri untuk membuat makanan.

Untung saja aku punya tepung beras sehingga tidak mau repot repot, hanya membuat bubur tepung beras manis dengan isian roti kering.

Badanku juga terasa begitu dingin sehingga harus memanaskan air untuk mandi sore.

...
...

Saat aku menyalakan data di hp, ada 5 panggilan WhatsApp tidak terjawab.  Tiga diantaranya adalah mas Agus yang menelpon.  Dua yang lainnya adalah bapak dan paman.

Ketiga orang ini sempat membuat aku berdegup kencang.  Aku tidak sempat mengangkat satu pun panggilan karena sejak pagi data hp kumatikan.

Entah benar atau tidak, tapi aku lebih dulu membalas telepon mas Agus.

Kemungkinan dia sudah tahu kabarku dari teman di toko.  Panggilan tak terjawab darinya juga berlangsung di jam 3 sore.

Setelah tanda berdering, ia langsung mengangkat telepon itu.

📱👮🏻‍♂️Kamu kenapa?

Ucapnya di telepon.

📱👲🏻Nggak apa apa.

Jawabku pelan.

📱👮🏻‍♂️Sakit?

📱👲🏻Nggak.
📱👲🏻Cuma nggak enak badan aja ini.

📱👮🏻‍♂️Terus sekarang kamu dirumah mana?

📱👲🏻Rumah Tulakan.

📱👮🏻‍♂️Sendiri?

📱👲🏻Iya..

📱👮🏻‍♂️Terus kenapa tadi nggak bisa ditelepon?

📱👲🏻Datanya ku matikan.

📱👮🏻‍♂️Iss..
📱👮🏻‍♂️Kamu mah.. bikin orang panik aja.
📱👮🏻‍♂️Ya sudah, biar aku kesana sekarang.

📱👲🏻Nggak usah..
📱👲🏻Aku sudah enakan sekarang.

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang