Rasa 34 - S2

151 12 2
                                    

Senin pagi yang suram.  Hujan begitu deras mengguyur.  Aku baru bangun pagi sekitar jam 5.

Badanku terasa begitu fresh karena pagi itu adalah kedua kalinya aku bangun tidur setelah terbangun di saat masih gelap.  Tidak seperti kemarin yang ketika aku bangun terasa seperti kurang tidur dan berat di kepala.

Begitu bangun, aku sudah berada dalam posisi yang lurus dan sendirian.  Bapak sudah bangun terlebih dahulu dan itu sudah menjadi kebiasaan kalau aku tidur disini.

Mengusap usap mata, menggaruk kepala, menoleh kanan kiri, lalu membuat mata bener bener melek, baru beranjak dari kasur.  Semua itu butuh waktu kurang lebih 10 menit.  Itupun kalau nggak langsung pegang hp.  Kalau kesambut hp, mungkin bakal sampai setengah jam.

Apalagi kalau mas Agus chat duluan dan ku balas, lalu dia langsung membalas.  Akhirnya tak ada habis kita chat pagi.

...
...

Tumben sewaktu aku bangun, bapak dan ibuku ada di dapur.  Biasanya mencar entah kemana satu per satu.

Sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang penting.  Tak biasanya mereka bicara pelan pelan seperti itu. 

Aku masih harus menyelesaikan urusanku terlebih dahulu baru bergabung di dapur.  Nampaknya mereka kembali dengan obrolan serius lagi.

👨🏻Aku mau nanya sesuatu sama kamu, coba sini dulu Gus.

Ucap bapak sewaktu aku menghadap di meja untuk meminum kopi.

Hatiku langsung bergetar entah apa yang kurasa.   Tak biasanya juga mereka ngomongin sesuatu sampai seserius itu.

Aku langsung duduk dengan bapak, sementara ibuku duduk di kursi lain sambil mengerjakan sesuatu.

👲🏻Kenapa?

Tanyaku dengan rasa agak takut.

👨🏻Udah nggak usah tegang gitu lah.  Ini bukan masalah sulit kok..

👲🏻Lha iya, apa?

👨🏻Jadi udah dari kemarin aku sama mamakmu punya rencana mau beli kendaraan supaya mempermudah urusan di kebun.

👲🏻Ha?
👲🏻Mobil?

👨🏻Iya, tapi pick up kecil aja. Yang penting bisa angkut barang.

👲🏻Kayak yang punya pabrik buat ngantar pupuk kesini itu kan?

👨🏻Ya rencananya sih yang gitu.

👲🏻Ya bagus dong.
👲🏻Terus kenapa sama aku?

👨🏻Kok kenapa?
👨🏻Kamu kan anakku, ya wajib tau semuanya lah. Kok malah kenapa.

👲🏻Iya. Maksudku aku harus ngapain? Katanya tadi mau nanya sesuatu.

👨🏻Ya, kira kira kamu setuju atau tidak. Atau kalau ada saran..

👲🏻Hmm...
👲🏻Kalau ditanya setuju atau tidak sih, pasti setuju lah.  Tapi kalau ditanyai saran, aku kayaknya cuma bisa dukung aja. Soalnya nggak paham sama permesinan.
👲🏻Kalau soal saran unit mobilnya, coba nanya dulu sama pakde, dia kan sopir truk. Pasti paham sama mesin mesin mobil gituan.

👨🏻Kemarin juga udah ngobrol sama dia. 

👲🏻Terus?

👨🏻Dia juga menyarankan buat tanya tanya dulu sama anak..  makanya sekarang mumpung kamu masih ada disini, aku tanya.

👲🏻Ya itu tadi.
👲🏻Kalau aku setuju aja. Asal bener bener butuh.  Takutnya kalau belum butuh tapi maksain, nanti malah nggak berguna dengan baik.
👲🏻Maaf tapi, aku sok tau.😁

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang