Rasa 21 - S2

209 18 2
                                    

Minggu, 16 Oktober.
Aku bangun pagi bersama dengan teman tidur kesayanganku. Pagi itu, dia mengusap usap pipiku sehingga aku terbangun.

Entah apa yang ia lakukan namun hal ini membuat aku menjadi sangat terpukau hingga senyuman tak terhindarkan.

Melihat aku terbangun, ia langsung mendekatkan wajahnya dan mencium pipiku dua kali.

Terbang lah aku ke awan yang tinggi dan tak terkira rasanya diperlakukan sedemikian rupa.

Jarang jarang dia se romantic ini di pagi hari. Biasanya dia bangun duluan dan meninggalkan aku mandi. Baru membangunkan aku. Hal itulah yang membuat aku jadi sangat sangat kegirangan di dalam hati.

...

Sementara itu, di luar masih terlihat gelap. Bahkan belum ada kicauan burung. Namun memang sudah jam setengah lima.

Setelah mencium pipiku, kepalanya ia tempelkan di bahuku dan memeluk aku dengan erat hingga badanku terasa hangat bagai diselimuti kain wol.

Sebenarnya tadi aku masih ngantuk berat. Tapi akibat kecupan dan pelukannya malah membuat aku tidak ngantuk lagi. Apalagi ketika dia mendekatkan wajahnya ke pundak ku, aku dapat secara langsung mencium rambutnya yang harum dan lembut itu.

Beberapa saat setelahnya aku sempat tertidur sebentar dan terbangun lagi setelah menyadari hari sudah mulai terang. Aku selalu melihat ke ventilasi berkaca walaupun masih agak kena gelap karena menggunakan kaca hitam.

Mas Agus juga nampak mengusap usap muka tanda kalau dia sudah siap bangun tidur.

Sewaktu bangun bersama, kami justru saling diam tanpa berucap apa apa. Mas Agus segera mandi dengan air dingin. Aku yang juga sudah bangun langsung melakukan aktifitas di dapur.

Setelah dia selesai mandi, aku juga sudah selesai memanaskan sayur dan menyiapkan nasi dari rice cooker untuk didinginkan buat sarapan.

Sekarang giliran aku yang mandi supaya kalau sarapan jadi lebih seger.

...

Sarapan pun dilalui dengan lahap bersama. Aku lagi lagi merasa senang melihat mas Agus begitu lahap menyantap masakanku yang sederhana.

Kadang kala, aku memikirkan suatu masakan dengan bahan dan bumbu baru yang belum pernah orang buat.

Seperti yang kulakukan kemarin untuk uji coba, aku memarut beberapa wortel besar dan kentang. Lalu parutan wortel yang tersatukan dengan kentang itu kucampur dengan tepung terigu dan tepung beras.

Aku juga menggunakan bumbu seadanya seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, merica, garam, dan kaldu bubuk.

Untuk isian, aku menggunakan daun bawang cincang saja.

Setelah bahan merata, kuberi air sampai agak agak encer lalu ku goreng seperti sedang menggoreng bakwan.

Dan ternyata hasilnya enak banget. Manis wortel yang terpadu dengan lembutnya kentang serta renyahnya tepi gorengan bikin suasana makan atau cemilan saat hujan jadi lebih worth it..

Apalagi kalau niat bikin saus sambal dan kecap.

Serius, enak banget...

...
...

Ya kalau coba mencoba sih, aku nggak hanya itu saja. Bahkan ada yang lebih gila lagi, yaitu keripik pucuk daun pisang.

Aku pernah memetik daun tunas pisang yang masih lembek dan kumasukkan ke adonan terigu. Setelah digoreng memang jadi makanan enak. Tapi pas udah sekitar 30 menit jadi kaku dan nggak bisa digigit. Cuma kulitnya aja yang enak.
😀

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang