Rasa 48 - S2

148 16 8
                                    

Perdebatan memang sering kualami. Tapi aku tidak pernah mengharapkan hal itu terjadi.

Namun, yang namanya manusia kadang ada aneh anehnya. 

Kalau masalah cepet selesai tanpa drama, rasanya kurang aja.  Apalagi bagi aku yang memang doyan berdrama.

Jadi kurasa serba salah.

Antara baik atau buruk pun sudah tidak dapat kulihat.

...

👦Ya sudah kalau gitu..

Ucap Kris masih berusaha tetap tenang.

👮🏻‍♂️Sudah apanya?

Tanya mas Agus masih berada di dekat dia.

👦Paling tidak, ngertiin lah perasaanku ini Gus...

Ucapnya dengan percaya diri.

👮🏻‍♂️Maksudmu gimana?

👦Ya, setidaknya hargai lah kalau aku masih ada rasa sama kamu.
👦Kamu pikir gampang melupakan semua yang sudah dilakukan dulu..

👮🏻‍♂️Lha iya...
👮🏻‍♂️Terus aku harus bagaimana?

👦Kamu masih ingat dulu pernah bilang apa?
👦Aku aja sampai sekarang masih ingat lho..

👮🏻‍♂️Emang aku pernah bilang apa?

👦Kamu pernah bilang, apapun yang terjadi, kita tetap bisa bersama sama dan tidak akan ada jarak.
👦Ingat kan? Jangan pura pura lupa..

Ucap Kris sambil sedikit tertawa.

Mas Agus terdiam memandangi dia. Tatapannya terlihat ada sebuah pemikiran berat.

Kris juga menggunakan cerita masa lalu untuk mendapatkan apa yang dia mau.

👮🏻‍♂️Itu kata kata dulu sebelum aku tau sikapmu yang kayak gini..
👮🏻‍♂️Aku juga berusaha melupakan apapun yang sudah ku katakan dulu.

👦Ya sudah...
👦Kalau emang gitu, ya jangan salahkan aku kalau ada perkara kayak gini...
👦Itu juga salahmu sendiri tidak menepati janji...

Ucapnya dengan santai dan menyandarkan diri di jog motornya.

Saat itu aku telah merekam suara dengan hp dan kuletakkan di saku baju.

👮🏻‍♂️Ternyata kamu masih sama kayak dulu..
👮🏻‍♂️Suka memanfaatkan keadaan..

👦Aku tidak memanfaatkan keadaan...
👦Justru aku berusaha membantu kamu melunasi hutang. Kamu tau kan kalau janji itu sama dengan utang.

👮🏻‍♂️Ya sudah..
👮🏻‍♂️Aku harus bayar hutang berapa sama kamu untuk melunasi?

👦Tidak semua bisa dibeli pakai uang Gus.
👦Ada kalanya sesuatu dibayar pakai badan...

Aku termenung kaget mendengar ucapan dia.

Aku juga sudah mulai paham atas apa yang dia mau.

👦Aku tidak bakal ganggu kamu lagi kalau utang itu sudah lunas...

Tambahnya diperkeras.

Hati ini tidak terima saat mendengar hal itu.  Apalagi ketika aku melihat mas Agus diam saja seakan akan sudah pasrah dengan keadaan.

Pak Surya juga tidak bertindak sama sekali setelah mereka membahas soal janji.

Aku yang memahami hal itu hanya bisa merapatkam gigi dengan erat.

Mas Agus menoleh ke arahku seakan akan meminta persetujuan untuk melunasi hutang itu.  Tapi aku tidak merespon dan memalingkan pandangan.

👮🏻‍♂️Apa yang kamu mau dari aku?

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang