Singkat cerita, hari ini adalah puasa yang ke 16, dimana aku akan menjemput bapak ke rumah.
Semalam, aku sudah menelponnya dan pagi ini dia akan siap siap.
Selama 5 hari dirumah, bapak menyelesaikan pekerjaan kebunnya untuk ditanam ulang setelah lebaran nanti. Bahkan, ia sudah mendapat dukungan dari pakde dan pamanku.
Mereka bekerjasama mengembangkan usaha tanam sayur yang bapak buat sejak tahun 2018 itu.Mengingat permintaan pasar kadang suka mendadak membeludak, akhirnya bapak minta bantuan sama saudara saudaranya.
Alhasil, untuk sekarang ini, bapak sudah mempunyai beberapa orang yang bekerja di kebunnya dan memperluas kebun dengan membeli tanah di sebelahnya.Jika aku sedang pulang, kadang aku terlalu nyaman memandang hijaunya daun bawang, penataan kubis, dan bawang merah yang baru tumbuh.
Pandangan itu bisa membuat siapa saja terhipnotis hingga tak sadar atas lamunannya.Seandainya itu adalah taman bunga? Pasti akan ada kumbang dan kupu kupu yang menari nari diatasnya.
Namun, kesenanganku untuk menjemput bapak belum cukup membuat aku terobati dengan kejadian kemarin.
Sampai hari ini, mas Agus tak kunjung menelponku.
Nomernya tidak aktif, chat di WhatsApp masih centang satu. Aku bingung mengapa dia sampai semarah itu padaku. Padahal niatku hanya tidak mau membuatnya repot karena permintaanku.Sebenarnya bisa saja aku mengajak dia ke pantai, ke gunung, ke tempat wisata, atau belanja sekalipun.
Namun, sebelum itu aku berfikir dan takut jika dia sedang sibuk atau lelah.Apakah salah jika perhatian kita ditunjukkan dengan cara seperti itu?
Atau, dia sedang ada masalah dan tidak menceritakan padaku?
Puluhan bahkan ratusan kali kulihat berulang ulang chat yang masih centang satu itu.
Berharap sudah centang biru atau dibalas. Minimal sudah ia baca.Mas, jangan marah. Aku minta maaf kalau salah. Aku tidak tau mau ngomong apa. Maaf ya mas. Aku takut kalau kamu masih marah. ✅
.
.
.
Pagi pagi pukul 7 aku sudah mempersiapkan diri untuk pulang menjemput bapak.
Sebelum berangkat aku sudah menelponnya dan dia sudah siap siang ini juga.Aku pun menyalakan motornya dan membawa dengan kecepatan sedang.
Sebagai anak yang nakal, aku teringat jika motor ini akan dibawa berkeliling jika lebaran.
Mengingat hal itu, aku membelikan dan mengganti oli, menyerviskan dan mengganti beberapa part yang sudah usang.
Hitung hitung supaya bapak makin semangat saat puasa bersamaku di rumah yang terpisah dengan ibu.Sebenarnya bapak yang menginginkan berpuasa dirumah itu, namun aku menjadi merasa kehilangan saat ditinggal pulang. Karena aku yang cerewet, artinya harus aku juga yang repot. 🤭🤭🤭
Setelah selesai dari bengkel dan motor sudah siap digunakan lagi, aku pun melanjutkan perjalanan.
Pengerjaan di bengkel juga sedikit memakan waktu karena selain mengganti oli juga harus mengganti beberapa lampu dan bearing.
Aku lupa sampai rumah jam berapa. Yang jelas, jalanan sudah sepi dan panasnya sudah menyengat kulit.
Aku tidak banyak basa basi dirumah. Sebelum bapak siap berangkat, aku ikut ibu main ke rumah tetangga dulu hingga jam 2 siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA NAMA
Short StoryKisah asmara pelangi yang melibatkan dua lelaki bernama sama. Agus dan Agus adalah seorang bos dengan karyawan.