Rasa 20

542 27 8
                                    

Pagi buta, pas aku lagi enak enaknya terlelap, mas Agus menggoyangkan tubuhku.  Aku segera membuka mata. Nampak dia sudah rapi dan selesai mandi. Wangi aroma sabun juga jelas tercium.

👲Hmm..  sudah bangun mas?

👮Iya. Maap ya kamu tak bangunin soalnya aku harus pulang pagi.

👲Emang ada apa?

👮Nanti siang tak telpon, aku nggak bisa ngomong sekarang Gus.

Aku jadi kebingungan karena kejadiannya seperti sinetron.  Padahal biasanya jika ada urusan pasti langsung ngomong saat itu juga, lah ini harus menunggu nanti siang.  Tapi aku tak mau debat pagi. Lagipula mas Agus nampak sudah buru buru.

👲Oh.. ya sudah hati hati, jangan ngebut ngebut ya.

👮Kamu mau tidur lagi?

👲Nggak.  aku mau olahraga dikit

👮Mantep...  Yaudah nanti siang langsung tak kabar ya.  Aku pulang dulu.

Mas Agus pun berlalu setelah kami saling berpelukan melepas diri.  Kulihat jam masih menunjukkan pukul 5 lewat.  Mungkin dia lagi ada panggilan kerja.  Makanya buru buru.  Tapi pikiranku tak bisa tetap.  Aku kepikiran, mungkin ada masalah di keluarganya, istrinya, atau anaknya.

Karena pikiran itu, aku jadi tidak mood untuk olahraga.  Beberapa saat kemudian aku menyalakan tv dan mencari acara yang bagus di pagi hari.  Tapi tak satupun yang kurasa cocok.

Akhirnya aku menggunakan sepatu baru pemberian mas Agus, memakai celana panjang tipis lalu keluar rumah.  Niatku hanya sekedar lari pagi atau jalan jalan saja.  Hitung hitung untuk mencoba sepatu baru.

Setiap detik, aku selalu kepikiran kenapa mas Agus bisa buru buru seperti tadi.  Padahal jika ada urusan pasti dia langsung bilang.  Aku jadi tak sabar menunggu kabarnya nanti siang.

Dengan pikiran tak menentu, aku mencoba chat WhatsApp dengan bapak.  Siapa tahu bisa membuat mood ku jadi baik.

Pemberitahuan.
Aku mengganti ikon untuk chat menjadi ➡️⬅️ karena aku ganti aplikasi keyboard

⬅️Hallo bapakku  selamat pagi. Apakabar. Gimana panennya? Lagi ngapain? Udah sarapan? Olahraga yuk....

Aku menulis chat seperti itu dengan sengaja untuk memancing kekesalan bapak.  Beberapa saat kemudian ia balas.

➡️👊

Hmmm... Aku dikasih emot tinjuan. Berarti bapak jadi kesal.  Awalnya aku mau spam chat tapi takut marahnya lebih menakutkan.

⬅️Yaahh BPK. Masa anak ny sendiri di tinju

➡️Pagi juga sayang kuuuu.kabarbaik. panen udahselesaiiiii...lagi minum kopiii.belummatang nasinyaaaa. Batu pulang olah ragaaaa. Aaaaaaaaaa

Bapak membalas dengan panjang. Baru kali itu bapak menulis banyak. Namun lagi lagi ya jarang spasi.

⬅️Nah gitu dong d balas.  BPK kapan kesini?

➡️Mau dikasih apa?

⬅️Apa aja yang diminta.

➡️Menarik
➡️2 HR lagibpk kesana mungkin kalau nggakhujan yaaaaaaaaa

⬅️Ok. Tak tunggu bapakku sayang.

➡️Ok.anakbapak yag bandelllllll

Setelah kurasa cukup menambah mood pagi. Aku mematikan koneksi data dan berlari kecil menikmati hembusan angin dan hangatnya matahari.  Jujur saja sepatu yang mas Agus belikan rasanya nyaman, empuk, tidak selip dan pas di kaki.  Walaupun tidak pakai kaos kaki, tidak akan membuat kaki lecet jika berlari jauh.

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang