Rasa 45 - Edisi Puasa

340 21 4
                                    

👨🏻coba gantian ke kaki.

Pinta bapak sambil mengangkat badannya. Sekarang dia duduk berhadapan denganku.

Jika kulihat secara seksama, anggota tubuh bapak memang masih muda.  Sejak dulu dia tidak pernah kerja berat dan hanya berkebun saja.  Beda sekali jika dibandingkan dengan adik adiknya.
Mereka sudah tampak kasar karena pekerjaan mereka selalu dibawah terik matahari dan berat.

Kulit pada tubuh bapak juga tampak bersih. Hanya berbulu lembut di bagian betis.  Aku melepas sepatunya yang sedari tadi masih dia pakai.  Bapak selalu menyemprotkan sanitizer atau parfum beralkohol ke kaki sebelum menggunakan sepatu berlama lama dan berkeringat supaya tidak berbau di kaos kaki.

Dia kini tidur terlentang seperti orang kecapekan.

Seandainya orang lain yang berada disitu, pasti bakalan menjadi penguji iman yang sangat berat bagiku. Namun karena dia adalah bapakku, aku tidak merasa apa apa.
Biasa saja.

Bayangkan saja, dengan celana tipis yang hanya sepanjang lutut serta kaos tipis yang sangat jelas membentuk dada dan perutnya, ditambah dia terlentang di depanku.

Untung saja tidak ada rasa apapun yang terbesit.  Entah dia sengaja atau bagaimana, yang jelas aku tidak begitu memperhatikan lagi.

Aku memijatnya dari kaki sampai paha secara berulang ulang.

👲Pak..

Panggilku memastikan dia tidak tertidur.

👨🏻Apa.

👲Orang yang tadi sama pak Satya itu siapa?

👨🏻Nggak tau.

👲Apa mereka ada hubungan spesial ya? Jarang jarang kan bapak bapak bisa olahraga bareng.

Bapak mendadak diam tidak menjawab perkataan ku dan menarik nafas dalam dalam.

👲Tapi pak Satya kok bisa jadi orang kaya?

👨🏻Dulu setelah merantau, dia mengumpulkan dana untuk beli pondok sawit. Awalnya cuma satu tempat,  karena dia orang teliti dan rajin, akhirnya bisa bercabang.

👲Orangnya juga sederhana banget ya.

👨🏻Dari dulu memang gitu,  nggak neko neko. Sama kayak Agus.

👲Kok malah ke Agus sih?
Nanti dia panas kupingnya lho

👨🏻Ya nggak apa apa. Yang penting nggak ngomongin jeleknya kan.

👲Emang iya sih. Dia nggak pernah kelihatan mewah kalau memakai sesuatu.

👨🏻Ya bagus kalau gitu.  Tapi jangan langsung menjatuhkan pernyataan.
Kadang barang yang kelihat sederhana malah harganya menakutkan.

👲Bisa jadi. Aku juga nggak tau.

👨🏻Kapan kapan ngabuburit ke rumah mas Satya ya.

👲Ayo... Kapan?

👨🏻Kalau dia nggak sibuk. Nanti tak telepon.

👲Aku penasaran sama tempat tinggalnya.  Emang tau rumahnya?

👨🏻Makanya telpon dulu. Tanya alamatnya.

👲Tapi pak... Kok dia belum nikah sih?

👨🏻Ya nggak tau...

👲Tapi dia kan pernah ada hubungan sama di Azki.

👨🏻Lah... Ngaco kamu.!

Kata bapak kaget dengan ucapanku.

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang