Minggu pagi ketika mas Agus masih ada di rumahku.
Pukul 9 kami baru terbangun sejak semalaman tidur berpelukan. Aku merasakan badan terasa banyak yang sakit terutama punggung. Siku tanganku terasa sedikit linu dan lututku masih pegal. Bagaikan orang yang baru saja mengikuti lomba bela diri. Pasti tahu lah semalam berbuat apa? Apalagi semuanya kulakukan pertama kalinya. Dengan pengalaman masih sama sama pemula, kami bermain main sampai hampir pagi. Hanya bermain main kok.
Kami terbangun seolah olah tidak ada yang terjadi. Seperti biasa ia bergegas menuju kamar mandi meninggalkan aku yang masih agak agak tertidur.
Karena terlalu berdiam diri, aku jadi ingat kejadian semalam. Ingatan yang muncul membuat aku tersenyum sendiri. Gemerisik air dari kamar mandi membangkitkan kesadaranku untuk segera bangun. Kulihat pintu kamar mandi ternyata terbuka sedikit. Entah karena ia lupa menutup atau memang sengaja. Pintu itu seharusnya dapat tertutup rapat dan tidak mungkin terbuka sendiri. Tapi ya sudahlah, mungkin dia beranggapan tak ada lagi yang perlu ditutupi.
Seperti biasanya aku memeriksa nasi di rice cooker dan sayur tadi malam, tinggal aku hangatkan saja. Setelah, mas Agus keluar dari kamar mandi, aku bergantian membersihkan badan.
Semuanya sudah siap. Kita tinggal sarapan sebelum kesiangan. Kami duduk tak beraturan didapur. Aku duduk di kursi dekat kompor, sementara ia berada di dekat pintu.
👮Kamu kalau libur biasanya bangun jam berapa Gus?
Tanya dia sambil makan.
👲Paling pagi jam 8 mas. Tapi kalau ada sesuatu yang harus kukerjakan ya bangun pagi buta.
👮Kalau begadang sampai jam berapa?
👲Sampai pagi, terus tidurnya siang sesudah Dzuhur. Emang kenapa mas?
👮Ngga apa apa? Heran aja. Sudah jam 2 malam masih seger aja.
👲Ya namanya orang seneng otomatis jadi seger.
👮Lha senengnya karena apa?
Aku tidak menjawabnya. Hanya tertawa yang keluar dari mulutku. Sepertinya ia sudah tidak kaku lagi. Kebersamaan kami kembali dihiasi candaan.
Oh iya .
Masalah tetangga, mereka cuek cuek saja jika salah satu rumah ada tamu tak dikenal. Yang penting rumah yang didatangi sudah benar benar kenal. Jika sama sekali tidak ada yang kenal, baru mereka bertindak. Kelihatannya mereka cuek namun jiwa sosialitasnya patut diacungi jempol. Ya.. seperti orang orang kota pada umumnya.Banyak orang orang baru yang kutemui hampir setiap hari jika aku jalan jalan di sekitar rumah. Mereka adalah orang orang yang menumpang di rumah tetanggaku. Bisa jadi mereka keluarga jauh yang bekerja di kota ini. Atau siswa yang rumahnya jauh dan mempunyai saudara disini.
Hanya aku saja yang rumahnya tak pernah ada tamu. Aku sering ke rumah teman namun mereka tak ada yang pernah kerumahku. Kadang iri juga mendengar tetangga sebelah yang selalu ramai.
Sebenarnya siang itu mas Agus mau pulang tapi aku larang karena masih ingin bersama. Lagipula dia dirumah juga tak ada urusan lagi. Ia tinggal bersama orangtua dan adik perempuan beserta suami dan dua anak mereka. Namun dia juga sudah punya rumah sendiri. Kadang kala ia lebih suka dirumah yang satunya. Sama seperti aku yang kurang suka keramaian. Namun kalau mendengar suara tetangga ramai malah iri. 😀😀😀
👮Ya sudah.. kalau belum boleh pulang pijitkan badanku ya. Rasanya kok sakit semua.
Pinta dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA NAMA
Short StoryKisah asmara pelangi yang melibatkan dua lelaki bernama sama. Agus dan Agus adalah seorang bos dengan karyawan.