Aku cukup takjub memandang mas Agus makan bubur suap demi suap kuperhatikan tanpa ia sadari. Mengapa perasaan seperti ini harus ada? Bukankah terlalu berat bagiku untuk menghadapi sebuah rasa yang sulit untuk diungkapkan.
Usai makan bubur dan minum teh, mas Agus beranjak menuju kedalan warung dan beberapa saat kembali lagi.
👮Gak pengen gorengan?
Tanya dia mengagetkanku.
👲Nggak mas. Udah penuh perutku
👮Yowis. Kalau gitu kita ke dalam alun-alun dulu. Tapi kamu nggak gmpang ngantuk kan?
👲Nggak. Sudah terbiasa tidur larut malam.
Malam itu di alun alun kami berjalan jalan layaknya seorang kawan lama yang baru bertemu melepas rindu. Sungguh bahagia bagiku. Sesekali dia berjalan sambil merangkulku. Sampai akhirnya kami tiba di tempat sepi dan jauh dari kerumunan orang. Kami duduk di sebuah plang panjang menghadap kebun yang luas. Keadaan begitu gelap. Hanya beberapa sorot lampu dari jauh yang tampaknya sudah tak mampu menerangi hingga sampai ke tempat itu.
Mas Agus mulai membuka pembicaraan lagi.
👮Kamu punya pacar nggak Gus?
👲Nggak mas.
👮Masa sih?
👲Iya beneran
👮Kenapa nggak nyari? Kan biar ada yang nyemangatin kerja, terus ada yang ngingetin makan gitu.
👲Kayaknya nggak ada yang mau mas.
👮Yaa... Nggak mungkin lah. Masa orang kayak kamu nggak ada yang mau sih? Apalagi sudah kerja dan yaa.. udah pas lah pokoknya.
👲Ya.... Saya belum pengen aja sih mas. Tapi... Mas sendiri kenapa betah sendirian aja?
👮Sama sih alasannya. Karena belum ada yang pas. Tapi ada yang ku sukai malah aku takut kalau dia nggak mau.
👲Kenapa nggak mau? Mas kan juga kerja bagus. Orangnya baik, ganteng lagi. Andai aku jadi dia pasti mau lah... EMM... Maksudnya kalau aku perempuan.
Aku tiba tiba ngomong ceplas ceplos saja. Saat itu aku sedikit malu. Untung saja dia biasa saja. Namun dengan omongan tadi aku mungkin bisa tahu sebuah kepastian
👮Makanya Gus. Kamu kan juga sudah kerja. Orangnya nggak neko neko. Masa nggak ada yang tertarik to. Andai aku cewek... Beuhh.. udah kukejar kamu.
Kami berdua malah mengandai andai jadi perempuan padahal hanya menutupi supaya tidak ketahuan jati dirinya. Jangankan jadi perempuan, sesama lelaki pun dia sudah kukejar kejar begini kok. Tapi kenapa sih sulit sekali untuk bilang bahwa aku suka dengannya. Sampai kapan aku harus membendung perasaan yang sulit ini?
👲Kok malah mengandai andai sih mas. Kalau saling su......emm.. kita kan saling kenal. Ya kita bisa berteman dekat.
Kataku hampir kelepasan lagi.
👮Maksudmu saling suka ya Gus?
Ternyata dia paham dengan kelanjutan kataku tadi. Aku jadi malu dan sedikit takut walaupun aku sudah paham jika dia sebenarnya juga sama denganku. Entah mengapa aku bisa merasakan itu.
👮Memang kamu nggak merasakan sesuatu kalau ketemu sama aku Gus?
Tanya dia sekali lagi. Rasanya dadaku seperti diketuk benda besar dan menekannya. Nafasku tertahan beberapa saat. Entah apa yang kurasakan saat itu. Tapi dengan pertanyaan itu aku semakin yakin bahwa mas Agus juga sama sepertiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA NAMA
Short StoryKisah asmara pelangi yang melibatkan dua lelaki bernama sama. Agus dan Agus adalah seorang bos dengan karyawan.