Rasa 25

500 40 0
                                    

Kenapa dia suka yang aneh aneh seperti ini?  Kalau hanya minum dari mulut ke mulut masih biasa. Lha ini, dimandikan dulu ke badanku.  Rasanya jadi berbeda dan agak lengket.
Aku hanya bisa menikmati dan menerima saja sekarang. Apalagi dalam posisi di rumahnya.  Ya terserah dia.

Tak lama kemudian ia tekan pundakku ke bawah.  Aku sudah paham apa yang dia maksud.

Aku duduk jongkok di depannya dan meraih burungnya yang sudah sangat tegang.  Ku amati sebentar burung yang bagiku imut itu. Ukuran sedang dan bentuknya menggoda.  Ada beberapa sambungan otot yang sedikit nampak membuatnya tambah gagah.  Memang tidak terlalu panjang namun agak gemuk.

Kumasukkan ke dalam mulutku sampai aku tersedak.  Setelah kurasa cukup basah, aku memaju mundurkan kepalaku. 

Entah karena permainanku kurang enak atau apa, dia memegang kepalaku dan giliran dia yang bermain.  Walaupun aku tersedak tak karuan, dia sudah tidak menghiraukan lagi.  Beberapa kali juga ingin muntah sampai air mataku keluar.

Sambil memegang kepalaku dia terus maju mundur.  Kini aku mulai kesulitan bernafas juga.  Memang disaat seperti inilah aku merasa tersiksa.  Namun, anehnya kadang malah ketagihan.

Mungkin dia menyadari aku merasa tersiksa, langsung ia lepas dan mencium bibirku kembali.

Setelah beberapa saat berciuman, aku ditarik ke kasur dan didorongnya.  Aku tergeletak terlentang di kasur itu. Ia mengangkat kedua kakiku dan bersiap memasukkan batangnya.

Jujur saja aku sedikit takut saat itu.  Entahlah apa yang kupikirkan.  Hingga dia mencoba mendorong burungnya namun kesulitan.  Aku terlalu susah untuk rileks dan mulai merasa sakit.

Dia tetap mencoba meludahi burungnya dan mendorongnya masuk. Beberapa kali lagi masih gagal.  Akhirnya ia putuskan untuk istirahat.

Saat itu rasanya jadi takut sakit. Tak senyaman dulu saat pertama kali dia mencoba memasukkan burungnya. Bisa jadi karena aku masih sungkan karena melakukan hal itu di kamarnya pertama kali.  Apalagi kamar itu sangatlah terang.  Sepertinya aku tidak percaya diri jika berada di tempat seterang itu

Setelah beberapa saat, ia coba lagi memasukkannya.  Sekali dua kali gagal. Namun karena dia sedikit kesal, ia dorong paksa.  Setengah masuk dengan rasa sakit yang hampir membuatku menangis.

Tetap saja. Hubungan kali itu tak seenak kemarin. Sepanjang permainan aku hanya merasa kesakitan.  Tangisanku tak ia hiraukan lagi.  Tidak ada rasa nyaman sama sekali.

Ia bermain hampir 20 menitan.  Terakhir sebelum ia mencapai puncak, aku hanya merasakan panas dan perih.  Entahlah kenapa bisa begitu.

Setelah dia puas, ia baru menyadari penderitaan ku.  Beberapa kali dia meminta maaf.  Aku tidak menghiraukan perkataannya karena rasanya sama sekali tak nyaman.  Rasa ingin nongkrong di kloset sudah tak bisa ditahan.  Dia menunjukkan toiletnya.  Aku berpesan mungkin akan lama di dalam toilet.

Benar saja. Aku sudah seperempat jam di dalam toilet tapi belum nyaman juga. Beberapa kali kubasuh malah terasa perih. Aku mengingat ingat kenapa bisa seperti itu. Padahal awalnya biasa saja.  Tidak ada beban sama sekali.

Setelah genap satu jam, akhirnya sudah mulai nyaman.  Aku keluar dari toilet mendapati dia tertidur di sofa setelah membersihkan diri ke kamar mandi.

Rasanya jadi bersalah, pasti dia menungguku tadi.  Aku jadi tak tahu lagi apa yang harus kulakukan.  Tak enak juga membangunkannya.  Akhirnya kutunggu dia disampingnya.  Memang sudah waktunya tidur karena sudah pukul 2 pagi.

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang