Rasa 77

282 21 8
                                    

Tetapi, kadang aku merasa kurang jika belum mendapatkan atau melihatnya cemberut.  Kadang kala aku memang sengaja membuat kesalahan supaya dia marah marah.
🤭

Persis seperti apa yang kulakukan malam itu saat ia sudah mulai memejamkan mata hendak pulas tidur.

Aku membaringkan tubuh disampingnya dan menutup tubuh pakai selimut.  Tak hanya itu yang kulakukan, aku juga menggelitik perut sampingnya. Disitulah bagian bapak yang paling membuat geli.  Biarpun sedang pulas, ia akan bangun jika digelitik bagian itu.

Sekali dua kali tidak ia respon. Mungkin ia masih bisa menahan geli itu.  Aku terus melakukannya dan memperkuat gelitikan di bagian agak ke bawah.
Ia mulai menggerakkan lengan untuk mendorong tangan nakalku.  Namun aku tidak menghentikan gerakan gelitikan hingga sampai di bawah ketiak. Lebih tepatnya di tulang rusuk.   Pasti siapa saja yang ditekan tekan bagian situ akan kegelian.

Yang kutunggu tunggu pun tiba. Ia menangkap tanganku sampai tak bisa kulepaskan.  Cengkeraman tangannya begitu kuat. 
Walaupun ukuran badanku tidak terlalu beda jauh dengan bapak, namun jika soal kekuatan, aku ketinggalan jauh.

Bisa diukur dengan menggunakan batu batako.  Bapak begitu dengan mudah mengangkat dua buah batako. Namun aku dengan susah payah dan akhirnya lenganku sakit.🤭

Sambil memegang tanganku dengan cengkeraman kuat, bapak juga memandang ke arah wajahku yang sudah mulai ketakutan saat tanganku tak bisa dilepas.

Sumpah..
Aku benar benar jadi takut saat itu. Pandangannya begitu tajam dan mengeliling ke seluruh tubuhku.  Tanpa kata kata ia terus melihat ke arahku.  Aku hanya bisa pasrah dengan kelanjutannya.

👲Pak....

Panggilku kepadanya dengan sedikit kutahan. Berharap supaya bapak berkata sesuatu supaya aku tenang karena sedari tadi dia diam saja.

Setelah kupanggil, cengkeraman tangannya melemah namun tidak dilepaskan. Ia juga mengalihkan pandangan ke arah lain.

Ya .. seperti yang sudah sudah dilakukan seperti kemarin.  Ia menuntun tangan nakalku menelusup ke dalam celananya dan ke dalam CD lalu menempelkan ke burung lemasnya.

Uh... Sensasi menyentuh batang lemas itu memang begitu mantep. Jangankan punya orang lain. Punya diri sendiri saja terasa begitu lembut dan imut saat lemas seperti itu.

Bagian kepalanya yang berada diatas langsung tersentuh dan membuat burung punyaku yang naik. Ia melepas tanganku di dalam celananya dan mencari cari ke celanaku sama seperti yang ia tuntunkan ke tanganku tadi.  Setelah batangku ketemu, ia langsung genggam.  Telapak tangannya yang ia gunakan menggenggam tanganku tadi menjadi hangat dan nyaman di dalam sana.

👨🏻Ini kan maksudmu?

Ucap bapak tiba tiba sambil memilin milin burungku yang sebentar lagi pasti akan keras.

Hmm... Dugaan bapak sih salah. Seperti yang kukatakan tadi, niatku adalah membuat dia marah untuk mengobati rasa kangenku dengan ekspresinya itu.

Tapi, ternyata aku malah mendapat hal seperti ini. Ibarat mau beli ciu malah dapat Wagyu.🤭

👲😁😁Punya bapak kok lemes terus?

Sambungku supaya aku tidak terlalu hanyut dengan sensasi memegang burung imut itu.

👨🏻Kan malam Jumat nya baru kemarin.☺️

👲Astaga... Gila.

👨🏻🤭

👲Tapi nggak apa apa lemes malah imut dan kenyal kayak yupi.
Boleh kubuka nggak pak.

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang