Rasa 26 - S2

163 16 2
                                    

Hari ini tanggal 10 Desember.

Iya tau...

Maksudku hari kejadiannya, bukan hari pas kamu lagi baca cerita ini.
😒

Tanggal itu bertepatan dengan hari Sabtu.

Memang berjalan seperti biasanya, namun ada satu hal yang membuat hari itu adalah salah satu hari Ter bahagia bagiku.

Ya pasti tahu lah kenapa.
Nggak usah menebak nebak juga pasti udah jelas apa sebabnya kok.

Apalagi kalau bukan waktunya aku untuk menerima gaji.
😂

Nggak nggak...

Serius.

...
...

Ceritanya berawal dari ketika aku lagi sendirian di toko. Acil dan Tiko lagi beli persediaan plastik di toko plastik yang jaraknya agak jauh.

Tiba tiba seseorang masuk begitu saja tanpa permisi dan motornya pun tidak terdengar karena jalanan lumayan ramai.

Saat itu aku lagi melihat lihat daftar persediaan yang baru saja turun dan ditata sebagian.

Tiba tiba ada yang menjewer telingaku seakan akan memaksa untuk menoleh ke arahnya.  Begitu aku memutar kepala untuk menoleh, ternyata mas Agus berdiri di belakangku.

Sayangnya kejadian itu terjadi di toko.

Kalau terjadi dirumah dan keadaan sepi, pasti aku langsung nempel ke badannya tanpa menghiraukan apa dia berkeringat atau tidak.

Sebisa mungkin aku menjaga situasi dan hanya tersenyum melihat ke arahnya.

Awalnya kupikir yang datang adalah Tiko.  Dia suka iseng kalau lagi ada kesempatan.  Sering aku dikagetkan atau dikejutkan dengan menghentakkan tangan di punggungku.

...
...

Otakku yang frezze sedikit hanya bisa melihatnya dari bawah sampai atas.  Tidak ada yang berubah.

Pakaiannya tetap sederhana dan tidak terlihat seperti pemilik usaha yang sedang dijalankan itu.

Bahkan, pasti semua orang mengira kalau dia adalah pembeli di toko itu.

...
...

Karena aku nge stak tak bisa berbuat lebih, dia berbalik arah tanpa mengucap apa apa.  Hanya tawa yang dipancarkan dari raut wajahnya yang masih terlihat fresh.

Walaupun sudah siang, tapi suasananya agak mendung dan tidak ada sinar matahari.  Kemungkinan akan hujan. Tapi aku lupa hari itu hujan atau tidak.  Yang jelas ingatanku mencatat kalau hari itu sedang suram.

...
...

Ia duduk di kursi teras entah apa yang ia lihat, entah hp atau apa, tidak kelihatan dari tempatku stak.

Beberapa saat kemudian ia kembali ke dalam dan menghampiri aku lagi.

👮🏻‍♂️Ada gunting tajam?

Tanya dia santai seakan akan tidak ada pertemuan yang membuat aku kegirangan.

👲🏻Ada.

Aku langsung mengambilkan gunting di meja kaca dan menyerahkannya.

Ketika aku menyerahkan gunting, bukannya gunting yang ia ambil, justru memegang tanganku dan menarik sampai aku terdorong ke depan tepat berada di hadapannya.

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang