Rasa 16 - S2

186 17 4
                                    

Aku dan ibuku menunggu beberapa menit di meja dapur dengan gabut. Sesekali mendongakkan kepala melihat ke balik pintu atau berusaha menajamkan pendengaran supaya dapat mendengar kalau kalau bapak sudah kembali.

🙎🏻‍♀️Emang yang kamu buat di kamar tadi apa aja?

Tanya ibu dengan lirih.

👲🏻Ada...

Jawabku sengaja membuatnya penasaran. 

Sementara itu, bapak tidak kunjung kembali ke dapur. Bahkan tak terdengar suara ia berbicara atau apapun itu dari kamar.

👲🏻Tapi dia kok lama ya?

Ucapku tak sabar lagi menunggunya.

🙎🏻‍♀️Ya emang kamu siapkan apa aja di kamarmu?

👲🏻Cuma tulisan tulisan dikit sama kue yang tadi.
👲🏻Coba kita kesana Mak..

Ajakku.

Aku dan ibuku bergegas menuju ke kamarku yang keadaannya sudah terang itu.

Begitu masuk...  Bapak nggak ada disana.... Entah kemana dia.

Aku dan ibuku yang mempunyai rencana ini jadi merasa gagal.  Aku juga takut kalau apa yang udah ku siapkan tidak bisa meredakan emosi bapak.

Tapi... Seharusnya dia sudah membaca semua ini.  Begitupun ibuku yang baru saja tau kalau aku menyiapkan semua itu di kamar..  dengan teliti, ia baca satu per satu kertas yang menempel di dinding bersama dengan beberapa foto bapak yang sengaja ku cetak di tempat percetakan foto beberapa hari yang lalu.

Beberapa saat kemudian aku juga baru sadar kalau cream penghias kue sudah ambruk tak sebagus tadi.  Aku tidak tahu apa ambruk gara gara ketabrak bapak pas masih gelap tadi atau sengaja di ambrukkan karena dia masih marah.

Seharusnya bapak nggak marah kalau aku menyiapkan semua ini.

...

Aku dan ibuku pun keluar dari kamar lagi.

Tapi sebelum aku melangkah ke pintu tiba tiba sosok badan dengan sigap menangkap tubuhku dan mendekap erat.
Aku yang kaget tak bisa berfikir atau melakukan gerakan refleks.

Tak hanya menangkap ku,  sebuah tangan juga melayang ke mukaku dengan penuh baluran cream penghias kue dan mengelapkan ke seluruh mukaku sampai terasa rata.

Ya...

Itu bapakku yang melakukannya. Ia sengaja merusak cream itu dan keluar dulu sebelum aku dan ibuku masuk ke kamar itu.

Mukaku sekarang penuh dengan cream berwarna hitam dan putih. 

Ibuku yang menyadari hal itu beberapa detik setelah kejadian, ia hanya bisa ketawa ngakak.

👲🏻Hiiihhh.....

Ucapku agak kesal dan menyadari sekotor apa mukaku sekarang.

👨🏻Tuh....rasain...
👨🏻Enak kan?

Ucap bapak dengan puas. Sementara ibuku yang ngakak pun ia dekati lalu mengoleskan sisa cream di tangannya ke wajah ibuku.

🙎🏻‍♀️Ufffhhh.....

Ia juga kena olesan walaupun tak setebal cream di mukaku.

🙎🏻‍♀️Kok aku kena...?

Ucapnya kesal.

👨🏻Biar sama sama rasain..
👨🏻Makanya jangan suka sekongkol...

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang