Rasa 2

2.4K 73 0
                                    

Suasana pantai tengah hari memanglah berbeda. Begitu sepi dan hanya deburan ombak dari jauh yang terdengar. Teriakan dan canda tawa orang orang sudah tidak ada lagi. Warung warung di tepi pantai sudah mulai tutup dan ditinggalkan sementara karena jika sore tiba mereka akan kembali. Anehnya, kami masih duduk di bangku sebelah warrung yang baru saja tutup. Namun lagi lagi kami hanyalah saling diam. Apalagi aku, yang selalu menunggu pertanyaan darinya.

👮Oh iya. Setelah ini kamu mau kemana lagi?

Tanya dia sambil memasukkan sepotong roti sisanya makan sedari tadi.

👲Mungkin pulang sih pak. Soalnya saya disini sudah tidak punya kawan lagi.

Jawabku sambil berharap kali saja dia mengajakku kemana gitu.

Sebenarnya tadi kami sudah berkenalan lebih jauh soal alamat dan keluarga. Tapi demi privasi maka tidak saya tulis.

👮Mas. Coba aku minta nomer WA. Siapa tau bisa jadi teman dekat.

👲Oh iya.

Aku menyalakan hp dan menyodorkan sebuah tampilan nomor untuknya karena aku tidak hafal nomer sendiri. Maklum saat itu nomorku baru beberapa hari beli.

👮Sudah. Nanti tak WA. Jangan lupa disimpan.

Setelah beberapa saat berbincang rasa panas tengah hari semakin menjadi. Salahku juga kenapa ke pantai jam 8. Kalau mau menghitamkan kulit sih cocok tapi sudah hitam masa mau hitam lagi 😁😁😁. Tapi kalau seandainya aku tidak ke pantai atau berbeda waktu maka mungkin saja tidak ketemu sama orang ganteng yang satu ini.

Akhirnya kami memutuskan pulang setelah jam menunjukkan pukul 11. Aku mengiyakan saja. Apalagi pembicaraan kami sama sekali belum asyik. Yang penting dia sudah punya WA ku.

Aku adalah anak dari dua bersaudara. Namun karena kakakku sudah beranak dua dan masih serumah dengan orangtua maka aku memilih tinggal sendirian saja. Aku tidak bisa tenang dalam keramaian walaupun yang ramai masih keluarga sendiri. Untungnya ada orang baik yang memberiku tempat tinggal sementara secara gratis. Namun masalah biaya kelistrikan dan lain lain harrus kutanggung sendiri. Kadang pulang hanya mengambil baju kering atau makanan lalu kembali. Aku tahu ibuku pasti sedih, tapi aku juga tak ingin stress terus menerus atas tekanan dari keramaian setiap hari.

Bapakku adalah seorang petani sayur.

Semenjak kakakku dan keluarga pindah jadi satu, semua berubah. Awalnya baik baik saja. Namun semakin lama kesadaran diri dan perilaku mulai tak karuhan. Selama 2 tahun aku mencoba bertahan tapi tak sanggup.

Ahh... Sudahlah...
Aku malas menulis tentang itu.

Mari lanjut ke Rasa

Tapi ...
Setelah beberapa hari, pak Agus tiada kabar. WA darinya tak kunjung tiba di hp ku. Padahal aku berharap dia langsung WA setelah sampai dirumah. Bodohnya lagi kenapa aku tidak minta nomor dia juga......

Aku berfikir mungkin dia lupa sama aku. Apalagi kami bukan siapa siapa. Aku mencoba melupakan hal itu dan menyadarkan diri.

Namun kalau tidak tentang dia, aku mau cerita apa coba... Aku tak pandai bercerita nyambung nyambung seperti orang. Apalagi ini pengalaman pribadi. Tak mungkin aku ingat semua hal. Apalagi ketika aku sedang kerja di toko, dia juga tak pernah nampak.

Dan entah mengapa aku merindukan dia. Sudah seminggu tak ada WA darinya. Sampai kutulis nama dia di facebook. Tapi tak ada satupun yang cocok. Namun ada satu akun yang sedikit menginfokan dia dengan foto profil langit indah. Kucoba lihat ehhh.....

Belum ada postingan.

Parahnya lagi dia pasang foto sudah tahun 2015..

Tapi aku yakin itu facebook dia. Mulai dari alamat dan nama. Serta beberapa teman bersama.

Setelah beberapa hari aku mulai bisa melupakannya. Entah tertutup apa, tapi tidak sampai disitu saja. Tiba tiba hari ini dia mengirim pesan wa kepadaku. Karena sudah hampir lupa ya aku biasa saja.

▶️P

Pesan singkatnya.

◀️Siapa.

Balasku pura pura tak tahu. Padahal jelas jelas ada foto dia di PP. Dengan ketampanan khas dan kumis rapinya yang tiba tiba membuat aku bergetar setelah memandangnya.

▶️Wah udh lupa kahh

◀️Oiya. Maap pak. Sy gak lupa kok.

Jawabku basa basi menutupi niat. Padahal sebenarnya biar dia balas lagi. Apalagi semenjak aku lihat foto profilnya, perasaan lama itu muncul lagi.

▶️Apa kbr mas aguss
▶️Maaf y baru chat soalnya kemarin hp ku rusak layarnya.

Oalah hp nya rusak to. Pantas saja kamu tidak pernah mengobati rinduku selama ini.

◀️Alhamdulilah baik2 SJ pak. Gmn kabar BPK. Knp hp nya bisa rusak?

Hehe... Balasku menyambung ke pertanyaan lain.

▶️Sy baik juga mass
▶️Kemarin jatuh dari motor hp nya.
▶️Kamu dimana?

Uih .. kebiasaan kali bikin hp bunyi berulang ulang nih orang. Tapi tak apa apa. Yang penting dibalas terutama ada pertanyaan di chat. Jadi aku punya kesempatan untuk balas.

◀️Lg di toko Pak. BPK kerja ya?

▶️Iya mas.
▶️Kapan libur

Lagi lagi hp ku bunyi lebih dari satu kali

◀️ Blm tau pak. Tp kalau Minggu sama Selasa sy kan libur

▶️Iya sih
▶️Kalau di toko malah sering libur
▶️Tp bergantian sama temanmu to?

Padahal bisa disambung loh. Akhirnya kubuat hp ku jadi mode getar supaya tak berisik.

◀️Iy pak. Kalau sy libur ada penggantinya khusus Selasa dan Minggu tapi mereka sampai malam.

Jawabku singkat tapi mewakili semuuanya.

▶️Yo wes bagus kalau gitu.
▶️Udah makan to

◀️Sudah pak.

Aku jadi betah memandang layar saat tidak ada pembeli. Apalagi belum ada satu jam chat kami sudah menumpuk.

Sebenarnya banyak sekali chat lain yang tak kutulis. Seperti tanya perihal keluarga dan basa basi. Namun karena chat itu sudah tak ada di hp, kutulis seingatku saja. Namun ada satu chat yang membuat aku terpaku sejenak dan memikirkan balasan yang tepat.

▶️Mas.
▶️ Besok Minggu bisa ketemu nggak mas.
▶️Ntah kenapa aku kangen pengen ketemu lagi.

Seketika itu perasaanku menjadi hangat tak karuhan. Kutatap chat itu dengan kebingungan.

B e r s a m b u n g

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang