Rasa 54 - Edisi Puasa

272 28 6
                                    

Malam ini bapak pulang tarawih lebih cepat.  Dia membuka pintu dapur sambil bernyanyi nyanyi religi.
Setelah meletakkan peci dan melepas sarung, dia memanggilku dari dapur.

Semua keadaan di dapur sudah berbeda. Tidak ada sesuatu yang berantakan lagi.  Aku masih bisa duduk santai ketika dia datang.

Setelah dia memastikan aku berada di ruang tengah, ia membuat secangkir kopi dan membawanya ke depan tv.

👲Tumben cepet?

Tanyaku pada bapak

👨🏻Imamnya balapan.

👲😁😁😁Emang siapa yang jadi imam?

👨🏻Aku nggak kenal. Orangnya kecil terus suaranya serak.

👲Emmm... Siapa ya?

👨🏻Kalau kamu nggak tau, berarti bukan orang sini.

👲Iya. Dari dulu kan imam nya itu itu aja. Kayak nggak ada yang lain.

Bapak menyalakan tv dan mencari cari acara yang dia suka. Namun tidak menemukan dan membiarkan berhenti di sebuah acara islami.

👨🏻Besok pulangnya mau jam berapa?

👲Terserah bapak aja lah. Tapi kalau bisa sih agak sore.

👨🏻Oh iya,  besok kan puasanya sudah 11 hari, nanti kesini lagi pas udah 16 hari. Jadi nggak nyampai seminggu.
Kalau pulangnya hari ini, harusnya tanggal 15 kesininya.

👲Emangnya mau bikin apa sih di kebun?

👨🏻Nggak bikin apa apa. Cuman bersihin rumput aja.  Apalagi sekarang kan hujannya sudah jarang.
Takutnya nanti kalau ditanami sayur malah pada rusak karena kalah sama rumput.

Bapak mengambil hp ku dan menyalakannya. Dia melihat riwayat panggilan di WhatsApp karena belum aku kembalikan sejak selesai telpon dengan mas Agus tadi.

👨🏻Oalah... Pantesan capeknya sudah hilang. Ternyata tadi teleponan.

Ucapnya dengan sedikit ketawa.

👲Cuma sebentar kok.

Ia menggunakan hp ku untuk melihat lihat postingan orang ddli Facebook.
Sudah hampir satu bulan bapak tidak bermain Facebook karena akunnya tidak dapat dibuka. Entah apa sebabnya.
Mungkin karena bapak sering membagikan link link menuju website tertentu sehingga dianggap salahguna oleh pihak Facebook.

Aku sendiri tidak menutupi apapun di hp.  Kata sandi kunci hp juga kubuat sama dengan hp bapak.


Aku tiduran di samping bapak dengan kaki kami bersentuhan.  Awalnya dia masih memperhatikan postingan orang di hp.

Tak lama kemudian, ia menoleh ke belakang dan melihatku. Aku pura pura tidur. Aku juga menciptakan suara dengkuran halus supaya bapak percaya.  Aku tidak mau kalau dia sampai marah karena sebelum berangkat tarawih, dia meminta aku istirahat

Akhirnya aku pura pura tidur supaya mengurangi kemarahannya nanti.
Dia melanjutkan melihat lihat layar hp.

Aku pura pura menggeliat suku setelah beberapa menit pura pura tidur.  Sebenarnya aku sedang fokus mendengar acara tv.

                        ❗DEWASA





Saat aku benar benar hampir terlelap, aku mendengar bapak menaruh hp di meja kecil dekat kasur.
Tak lama kemudian aku merasakan bapak naik ke kasur dan tidur di sampingku.
Tak kuduga, dia langsung menaruh tangannya di dadaku.  Namun dia menggerak gerakkan tangannya itu.
Jelas terasa dia juga agak menggaruk garukkan jarinya di dadaku sambil mengulangi naik turun.

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang