Hari Senin, setelah kerja aku langsung pulang ke rumah yang di Tulakan, tidak pulang ke rumah bapak. Setiba dirumah, hari sudah sore walaupun terik matahari masih terasa panas dan menyilaukan.
Namun, baru saja aku turun dari motor dan menaruh tas di meja kecil teras, tiba tiba ada seseorang yang mengendarai motor Blade warna orange Repsol menuju dan berhenti di halaman rumahku. Aku tahu siapa pengendara motor itu.
(Gambar sample)
Aku sendiri terpaku kebingungan antara mau menyambut atau langsung masuk dan pura pura tidak tahu lebih dahulu.
Tapi, dengan cekatan paman melepas helm dan membuka jaket coklat gelap setelah menurunkan standar.
Iya,
Bukan mas Agus, bukan bapak, tapi paman lah yang datang.
Aku hanya diam menunggunya di teras tepat dimana motorku kuparkirkan. Bahkan aku belum melepas sepatu dan menaruh tas.
Wajah paman memang tidak semurung kemarin, tapi masih ada sesuatu yang ia pikirkan. Bahkan ia melihat aku tanpa tersenyum. Dia langsung turun dan menuju ke teras lalu duduk di lantai sambil menyandarkan punggung ke tiang.
Ia juga meletakkan jaket dan helm di lantai.
Aku yang kebingungan harus apa, hanya bisa ikut duduk di depannya dan memperhatikan ekspresinya yang terlihat lemas.
Ia melihat aku dengan lirikan lalu mengarah ke titik pandang yang lain.
👨Baru pulang?
Tanya dia pelan setelah aku duduk beberapa detik di dekatnya.
👲🏻Iya.
👲🏻Sampean darimana?Jawabku dengan pertanyaan juga.
👨Rumah..
Ia menjawab dengan nada yang dikuat kuatkan.
👲🏻Ya udah ayo masuk.
Aku langsung bangkit membuka kunci pintu.
Paman bener bener tanpa candaan dan terlihat lemas. Padahal setiap kali datang biasanya selalu membuat aku kesal karena candaannya yang tidak ada batasan.
Orang se ceria dia masih tetap bisa lemah karena sebuah cinta dan aku yakin cerita pakde dan makde itu benar apa adanya. Bukan karena hanya kata orang.
Dan sekarang kekesalanku terhadap paman mulai hilang karena dia mau datang ke rumahku.
Paman juga masuk ke ruang dapur dan duduk di meja yang biasa aku gunakan untuk makan.
Aku yang baru saja membersihkan badan dan ganti baju langsung membuatkan teh untuknya dan menyuguhkannya.
Aku juga duduk di kursi dekat dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
DUA NAMA
Short StoryKisah asmara pelangi yang melibatkan dua lelaki bernama sama. Agus dan Agus adalah seorang bos dengan karyawan.