Rasa 23 - S2

206 18 4
                                    

Minggu 23 Oktober,

Aku sedang bersiap siap akan kerumah pamanku ditemani bapak.

Aku tidak sabar ingin ketemu sama sepupuku si Andi yang sudah lama tidak ketemu secara langsung. Bahkan mengobrol di sosmed saja tidak mesti sebulan sekali.

Si Andi juga masih seusiaku. Selisih umur kami nggak nyampai setahun.

Makanya, sewaktu masih bocil, banyak sekali kenangan kenangan yang kami ingat sampai sekarang.

Kalau ketemu, pasti langsung ingat dan sesekali membahas masa lalu tersebut.

Katanya, sekarang dia lebih putih dan cerah daripada sebelumnya. Maklum lah pekerjaannya juga ada di ruangan ber AC.

...
...

Sekitar jam 7 pagi kami berangkat.  Kalau nanyain apakah ibu akan ikut,  jawabannya ada di part sebelum ini.

Kalau sama bapak, aku bisa sampai lebih cepat karena nggak perlu cari oleh oleh segala.  Begitu tancap gas, kami langsung menuju kerumah paman tanpa mampir mampir lagi.

Sampai disana masih pagi. Kira kira jam 8 lebih sedikit.

Perjalanannya juga nggak jauh jauh banget dan jalannya juga sudah bagus semua.

Sama halnya seperti aku, paman juga libur di hari Minggu.  Tapi hari Jumat juga libur dia...
😧

Ya...
Suasana baru tercipta begitu kami sampai disana. Kebetulan ada tetangga paman yang lagi main dirumahnya.

Pertemuan adik kakak dan anaknya membuat si tetangga tadi agak terheran heran.  Seperti sesuatu yang direncanakan. Padahal si paman tak tahu kalau aku dan bapak akan datang hari itu.

Dan ketemulah aku dengan si Andi yang ternyata sikapnya nggak berubah dari dulu.

Pertama,
Walaupun aku saudara lebih tua, dia langsung saja panggil namaku.

Kedua,
Dia tidak ada berhentinya bikin ketawa.

Ketiga,
Nanyain pacar.

Keempat,
Membandingkan aku dengan diriku di masa lalu.

Dan keempat hal itu selalu terjadi kalau kami ketemu.

Untuk masalah fisiknya, dia memang agak berubah.  Kulitnya lebih bagus, bersih dan putih.
Badannya juga masih sama seperti dulu.

Senangnya ketika aku mendapati dia tak ada yang berubah seperti ini. Masih saja seperti dulu.

...
...

Dia juga masih agak agak manja sama bapaknya. Tapi nggak se sering aku.  Paman dan anaknya ini lebih banyak bercanda daripada serius.

Begitu ketemu, kami berdua langsung nongkrong menyendiri di sudut teras yang sampingnya ada pagar tinggi dan depannya ada kolam ikan serta tumbuhan hijau yang memang cocok dibuat nongkrong.

Bapak kami berada di dalam membicarakan bisnis, kerjaan, cuaca dan lain lain yang kurang ku ketahui.

👲katanya kamu udah pindah kerja. Sekarang dimana kerjamu?

Tanya si Andi di sela sela obrolan.

👲🏻Iya, masih sama di toko juga.
👲🏻Cuma sekarang toko alat pertanian gitu.
👲🏻Orang satu server sama tempat kerja paman kok...

👲Lah..?

👲🏻Iya,
👲🏻Kan paman kerja di pabrik pupuk kan.  Nah pabrik itu juga punya toko untuk mendistribusikan produknya, sekalian menyediakan alat tani sama keperluan lain.

DUA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang