Update!
Annyeong i'm comeback.
Silahkan di baca
Typo bertebaran.
Bijaklah dalam membaca.
Oh iya, mulai hari ini aku bakalan jarang update soalnya aku udah offline.
Happy reading.
°°°
°°
°
°°♤ PSA ♤°°
Terlihat seorang gadis tengah sibuk ke sana kemari mencari sesuatu, hingga membuat gadis bermata kucing itu lelah melihatnya.
"Apa lagi yang kau cari Lisa?"pertanyaan ini membuat gadis bernama Lisa itu, menatap gadis bermata kucing yang duduk di atas brankar.
"Dasiku, Jenni eonni"jawabnya lalu kembali mencari barang tersebut.
"Aku heran sudah sedari tadi kau kesana kemari mencari perlengkapan sekolahmu. Tadi kosmu, setelahnya bajumu dan kali ini dasimu. Padahal bi Jang sudah menatanya dengan rapi."
"Hehehe, semalam aku membongkarnya karna aku mengambil buku paket ku"
"Nah dapat"Jenni hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Lisa.
"Apa sudah tidak ada lagi yang kau cari?"lisa menggeleng sebagai jawaban.
"Tidak, semuanya sudah lengkap. Kalau begitu aku berangkat dulu yah eonni, nanti aku ketinggalan Bus"ucap Lisa mengambil tasnya di sofa.
"Kenapa tidak menelpon Jang ahjussi saja?."
"Dia sedang sibuk. Jadi, aku tidak ingin mengganggunya."
"Byee aku pergi dulu, ingat patuhi perintah dokter"
Cup
Setelah mencium kening Jenni. Lisa segera keluar dari ruangan serba putih itu. Berjalan menelusuri koridor rumah sakit dan sekali kali membalas sapaan para suster atau pun orang-rang yang lewat di koridor tersebut.
Lisa berteriak kegirangan saat bus datang di saat dia baru sampai di halte tersebut. Dia naik ke bus dan duduk di dekat jendela. Menikmati angin di pagi hari. Inilah alasan mengapa Lisa suka duduk di dekat jendea selain bisa memandang gedung-gedung tinggi, dia juga bisa merasakan hangatnya angin yang menerpa wajahnya. Kegiatannya menikmati angin terbuyar saat seseorang berbicara padanya.
"Jeogiyo, apakah aku bisa duduk disini?."Lisa menatap orang tersebut, dia terkejut saat tau siapa orang itu dengan segera dia mengambil tasnya yang dia letakkan di kursi sebelahnya.
"Silahkan Sunbaenim"ucap Lisa mempersilahkan orang yang dia panggil Sunbaenim itu.
"Gomawo."Lisa meringis mendengar suara dingin dari gadis di sampingnya itu.
"Ternyata rumor itu benar."gumam Lisa yang masih bisa di dengar oleh gadis di sampingnya. Namun, gadis itu tidak menghiraukannya.
Keadaan hening tidak ada yang bicara di antara keduanya. Keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Lisa yang sibuk memandang keluar dan gadis di sampingnya hanya berdiam diri. Hingga dering ponsel Lisa membuyarkan keheningan itu.
Nama Hobi tertera pada layar ponsel Lisa, membuat gadis itu tersenyum. Dengan segera dia menekan tombol hijau lalu meletakkannya pada telinganya.
"Yeoboseyo dengan Lalisa Kim dari perusahaan Lili company di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan Seorang Adik
WerewolfIni tentang pengorbanan seorang gadis yang berkedudukan sebagai seorang adik. Di dalam kasus lain seorang kakak yang harus mengorbankan segala sesuatu, entah itu kasih sayang, mainan, bahkan perasaan mereka. Namun ini adalah kebalikan dari semua itu...