48 : Keputusan Eomma Jisoo

823 122 8
                                    

Update!

Ada yang rindu sama cerita author?.

Kalau iya, jom di baca.

Gak usah pake lama-lama.

Typo bertebaran.

Bijaklah dalam membaca.

Jangan lupa vontmen

And......

Follow me, supaya gak ketinggalan info-info lain, gak maksa juga sih.

Happy reading.

《♡♡♡♡》

《♡♡♡》

《♡♡》

《♡》

¤¤ PSA ¤¤

Menatap langit yang bertaburan bintang dengan di temani oleh bulan yang bersinar dengan terang di atas sana, membuat gadis bersurai hitam itu tersenyum hangat. Hingga tangan seseorang mengelus pundaknya dengan lembut, membuat gadis itu menoleh dan tersenyum melihat wanita paruh baya duduk di sampingnya.

"Apa yang kau lakukan di luar malam-malam begini Jisoo~yaa?"tanya wanita paruh baya itu.

"Hanya mencari udara segar eomma"ucap Jisoo pada wanita paruh baya yang di panggil eomma itu.

"Eoh, di malam yang dingin begini?"tanya wanita paruh baya itu. Sedangkan Jisoo hanya mengangguk dan kembali memandang langit.

Hening, tidak ada yang angkat bicara diantara keduanya, mereka berada di dunianya masing-masing, hingga wanita paruh baya itu mengangkat siara memecahkan keheningan.

"Jisoo~yaa"Jisoo menoleh menatap sang eomma dengan bingung.

"Ne eomma?"tanya Jisoo.

"Eomma sudah mengambil keputusan."Jisoo mengangkat satu alisnya pertanda dia bingung.

"Soal, perkataanmu tadi siang, eomma sudah mengambil keputusan"kini Jisoo mengerti apa yang di maksud dari sang ibu. Dia memandang eommanya dengan serius.

"Eomma akan berpisah dengan appa"dapat Jisoo lihat kesedihan di mata eommanya itu. Namun, bagaimana lagi ini satu-satunya cara agar eommanya itu bisa hidup bahagia, bohong jika Jisoo mengatakan dia tidak sedih dengan itu. Tapi, bagaimana pun dia harus tersenyum agar eommanya tidak goyah dengan keputusannya.

"Eomma yakin?"tanya Jisoo.

"Hmm, eomma yakin"ucap Nyonya Kim mengelus surai anaknya itu.

"Itu keputusan yang benar eomma. Maka, dari itu mari kita memulainya dengan bahagia walau hanya kita berdua"Nyonya Kim tersenyum lalu memeluk anak semata wayangnya itu. Berat memang mengambil keputusan ini. Namun, jika anaknya bahagia dengan ini dia akan melakukannya, dirinya juga sudah tidak ingin merasakan sakit lagi.

"Kajja kita masuk, udara semakin dingin"ucap nyonya Kim setelah melepas pelukannya.

"Hmm, mari eomma"ucap Jisoo bangkit dari duduknya di ikuti oleh sang eomma. Keduanya berjalan masuk, mereka tidak menyadari seseorang yang mendengar pembicaraan mereka.

Pengorbanan Seorang AdikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang