67 :

651 97 15
                                    

Update!


🌿🌿 PSA 🌿🌿

Terlihat seorang gadis berlari terpongoh-pongoh sambil menelisik jam yang bertengar di pergelangan tangannya, dia mendesah saat melihat jam sudah menunjukkan 07.55, lima menit lagi waktu yang tersisa untuknya, dia mempercepat langkahnya sebisa mungkin. Dia menumpuhkan tangannya pada kedua lututnya kala melihat gerbang besar di depannya itu sudah tertutup rapat.

"Aku terlambat lagi"gumamnya, berusaha mengatur nafasnya, setelah nafasnya teratur dia berjalan menghampiri pria paruh baya yang duduk diam di dalam ruangannya yang kecil.

"Pak"panggilnya, sang empu yang di panggil menoleh menatap siapa yang memanggilnya, setelah tau siapa yang memanggil pria paruh baya itu berjalan kearah gerbang.

"Lagi nona Lisa?"Lisa hanya terkekeh mendengar pertanyaan pria paruh baya itu.

"Hehehe bus terlambat datang"ucap Lisa.

"Kenapa akhir-akhir ini kamu selalu terlambat datang?"tanya pria pria paruh baya itu sambil membuka gerbang.

"Saya banyak tugas pak, jadi setiap malam saya harus begadang dan berakhir telat"bohong Lisa.

"Ini terakhir kalinya saya membukakan gerbang untukmu, jika lain kali kamu terlambat lagi maaf saya tidak bisa lagi melakukannya"

"Siap pak"Lisa membuat gestur hormat membuat pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu saya permisi dulu, terima kasih pak"lanjut Lisa. Lalu dia meninggalkan pria paruh baya itu seorang diri, berjalan seorang diri di koridor dan sekali kali meringis menahan sakit di area perutny. Langkahnya terhenti saat sesak menghampirinya.

"Kumohon jangan lagi"gumamnya sambil memegang dadanya. Dia harus menahan rasa sakit, minum obat? Tidak bisa karna dia belum makan sama sekali.

Setelah beberapa menit bergulat dengan rasa sakitnya Lisa kembali melangkah menghampiri kelasnya yang tinggal beberapa langkah lagi.

"Anyyeong"semua mata menuju kepadanya.

"Lagi Lisa?"pertanyaan ini hanya di balas cengegesan oleh Lisa.

"Mianhe ssaem"sang guru hanya menghembuskan nafasnya lalu mengangguk dan mempersilahkan Lisa masuk.

"Kau sakit?"pertanyaan ini membuat Lisa menoleh ke samping.

"Aniyo"ucap Lisa.

"Lalu kenapa kau pucat sekali?"

"Ohh itu, aku tidak memakai liblant"gadis di sampingnya hanya mengangguk mengerti lalu kembali menatap papan tulis.

°

Jisoo dan Rosé di buat bingung oleh Lisa, saat gadis itu dengan cepat-cepat membereskan bukunya saat bell istirahat berbunyi dan menariknya ke kantin. Tidak seperti biasanya.

"Lili kenapa kita tidak menunggu Jimin dan yang lain?" Rosé bertanya sambil di tarik oleh Lisa.

"Aku sudah sangat lapar eonni, aku sudah tidak bisa menunggu lagi"mendengar itu Jisoo dan Rosé mempercepat langkahnya.

"Kalau begitu cepat"ucap Jisoo.

Setelah tiba di kantin, mereka memesan makanan tanpa ada lagi embel-embel siapa yang memesan. Setelah itu mereka pun duduk, Lisa dengan cepat mengambil kursi lalu meletakkan piringnya dan bersiap untuk makan, tapi saat akan memasukkan sendok ke dalam mulutnya teriakan para siswi menganggu dirinya, dia tau siapa sumber berisik ini, menyimpan sendoknya lalu menatap lurus kearah sumber keributan itu. Di depan sana terdapat beberapa laki-laki menebar pesona membuat para siswi bertambah heboh.

Pengorbanan Seorang AdikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang