18 : SUHO

1.1K 115 8
                                    

Update!

Uhh part kali ini cukup panjang karna worknya hampir 1500

Yah karna otak lagi encer encernya jadi ide author banyak untuk lanjut cerita ini

Jangan lupa klik bintang bagian bawah,disebelah kiri dan kolom komentarnya guys

Typo bertebaran

Happy reading

°°°

°°

°

🕊🕊🕊🕊

"Yak Kim Jun-myeon cepatlah kemari"teriak Lisa membuat orang di seberang telpon segera menutup telponnya dan berlari cepat menuju loby dimana Lisa berada sedangkan Lisa hanya berdiam diri bersedekap dada setelah mengembalikan telpon pada resepsionis itu yang mengaga mendengar bentakan gadis itu.


T

erlihat seorang pria dengan jas putihnya berlari cepat membuat beberapa dokter dan suster terheran-heran melihat CEO sekaligus dokter bedah itu berlari tepongoh pongoh.

"Aishh anak itu"gumamnya sambil berlari. Lelaki itu berhenti tepat di depan gadis berponi yang sedang bersedekap dada menatapnya.

Hos hos hos suara ngos ngosan itu terdengar di telinga gadis berponi dan sang resepsionis.

"Kau sudah hos lama hos datang hos sayang?" tanya lelaki itu sambil ngos ngosan.

Melihat lelaki itu ngos ngosan dan keringat yang membahasi bajunya membuat Lisa iba, dia segera mendekat pada lelaki itu yang sedang menumpu tangannya pada lututnya lalu Lisa mengambil sesuatu di dalam tas selempangnya.

"Mianhe"hanya itu yang keluar dari mulut gadis berponi itu, lalu menyeka keringat di muka lelaki itu membuat resepsionis dan beberapa dokter serta suster di sana menganga tidak percaya.

"Kenapa meminta maaf?"tanya lelaki itu menghentikan kegiatan Lisa yang sedang menyeka keringatnya.

"Mianhe karna aku, oppa harus berlari dari ruangan mu hingga ke loby"ucap Lisa.

"Hii tidak apa, ini bukan salahmu"ucap lelaki itu sambil tersenyum membuat Lisa ikut tersenyum juga.

"Kenapa tidak langsung keruangan oppa saja?" tanya lelaki itu.

"Oppa ingatlah, sekarang oppa seorang CEO otomatis ruangan oppa di pindahkan, tidak di ruangan yang dulu lagi"ucap Lisa, dia kembali kesal mendengar pertanyaan lelaki yang di panggil oppa di depannya itu.

"Hehehe oppa lupa, lalu kenapa tidak menelpon oppa melalui ponselmu sendiri dan malah menelpon melalui telepon rumah sakit hmm?" tanyanya.

"Hehehe habisnya wanita itu membuatku kesal jadi aku tidak ke pikiran kesana"ucap Lisa mengerucutkan bibirnya setelah menunjuk resepsionis itu. Lelaki itu manatap resepsionis tajam meminta penjelasan membuat resepsionis itu gugup.

"Saya hanya menanyakan kalau dia sudah punya janji pada dokter Kim atau belum itu saja"ucap Resepsionis itu.

"Benarkah itu sayang?"tanya lelaki itu yang di ketahui dokter Kim.

"Iya tapi kan aku cuman menanyakan apa oppa ada atau tidak, tapi dia langsung mengatakan ada, apa anda ingin bertemu dengannya?' Tentu aku mengangguk, aku kira dia akan mengantarku atau memberi tahuku letak ruangan oppa tapi dia berkata lagi 'apa anda sudah membuat janji dengan dokter kim?' Tentu aku mengajawab tidak, memangnya aku harus membuat janji dulu untuk bertemu dengan oppaku?"ucap Lisa kesal sambil menirukan gaya bicara resepsionis tadi membuat Dokter Kim dan beberapa orang disana terkekeh geli.

Pengorbanan Seorang AdikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang