79 : Tamparan

691 114 18
                                    

Update!

Annyeong

I'm back

Ada yang rindu sama author?

Hahaha canda.

Maaf yah kalau part kali ini pendek, soalnya cuman ini yang terlintas di pikiran author dan langsung up soalnya udah lama gak up yah walau pun baru 6 hari sih😅😅

Sorry for typo

Happy raeding


❢❢ BSA ❢❢

Seorang gadis dengan mata kucing menatap langit-langit kamarnya sambil menahan rasa sakit yang sedari tadi dia tahan. Ingin rasanya dia memanggil sang adik namun perkataan seseorang beberapa hari lalu membuat niat itu ia urungkan, lagi pula ini sudah tengah malam dirinya yakin semua orang rumah pasti sudah tidur.

"Dia menerawang perkataan seseorang beberapa hari yang lalu"

'Jangan selalu menyusahkan Lisa saat kau merasa sakit, bukan hanya kau yang sakit tapi Lisa juga. Berusaha untuk berdiri sendiri jangan jadi benalu di hidup Lisaku'

Ucapan ini masih terbayang-bayang sampai saat ini, dia masih memikirkan perkataannya lelaki itu yang mengatakan bukan hanya dirinya yang sakit tapi Lisa juga.

"Lisa sakit apa?"gumamnya.

"Ishh appo"rasa sakit ini semakin besar hingga air matanya tidak terasa mengalir.

"Eomma, appa sakit"gumamnya yang sudah tidak tahan dengan rasa sakitnya berharap kedua orang tuanya datang ke dalam kamarnya. Tapi, hari ini dewi fortuna berpihak kepadanya seseorang masuk kedalam kamarmya dan berteriak memanggil namanya.

"Jennie"Jennie sudah tidak bisa lagi menoleh menatap sang eomma yang tampak khawatir.

"Apa yang terjadi sayang?"tanya wanita paruh baya itu.

"Eomma sakit"wanita paruh baya itu segera berdiri dan keluar dari kamar anaknya itu berteriak memanggil suaminya. Yang mana teriakannya membungunkan seisi rumah itu.

"Ada apa, kenapa berteriak tengah malam begini"tanya sang suami menghampiri istrinya itu.

"Yesun~ahh, Jennie, dia sakit"Yesun segera berlari memasuki kamar anak sulungnya itu dan mendapati anaknya itu menahan sakit.

"Siapkan mobil"teriaknya lalu menggendong Jennie. Di belakang Yesun ada istri dan Lisa yang menatap Jennie yang kesakitan, walau matanya masih berat namun saat melihat wajah kesakitan sang kakak matanya langsung segar.

°

Perjalanan memakan banyak waktu walau Yesun sudah mengebut, namun rasanya rumah sakit terasa jauh.

"Appa cepat Jennie eonni semakin leholangan kesadarannya" Yesun menambah laju mobilnya.

"Sial kenapa ini terasa lama sih" kesalnya.

"Lebih cepat lagi yeobo"ucap Serim.

Yesun tersenyum pebar saat mobipnya terparkir di area rumah sakit tanpa mengatakan apapun dia turun dari, mobil dan segera menggendong Jennie dan berlari memasuki rumah sakit dengan berteriak memanggil dokter.

Yesun berjalan mondr mandir di depan uangan Jennie yang sedang di periksa oleh dokter hingga seorqng pria paruh baya keluar dari ruangan ini dan dengn segera Yesun menghampiri dokter itu.

Pengorbanan Seorang AdikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang