Holla
I'm back.
Dum dum dum, ada yang ri du cerita author gak nih?, gak kerasa author gak up selama 4 hehehe, lama yah?, enggak kok itu singkat aja🤭🤭
Aku lagi sibuk ngurus sesuatu jadi gak bisa up hari-hari yang lalu.
Tapi, tenang hari ini kalian bisa baca cerita ini.
Part kali ini dikit, cuman 1k lebih word gak cukup 2k, yah itu karna ini aja yang muncul di otak author huhu🤧
Happy reading
🍁🍁🍁
🍁🍁
🌿
❤🖤 PSA 🖤❤
Hah, helaan nafas ini sudah terdengar sedari tadi membuat hadis di sampingnya mendengus kesal, bukannya apa, gadis itu sudah menghela nafas selama setengah jam ini.
"Kau kenapa sih Lisa"kesalnya. Lisa menoleh menatap sang kakak.
"Aku tidak apa-apa eonni"ucap Lisa.
"Lalu kenapa kau menghela nafas terus?, aku sampai bosan mendengarnya"
"Tidak ada"
"Kau ada masalah?"
"Tidak ada" huh sudahlah percuma saja dia bertanya terus, Lisa tidak akan menjawabnya.
Keduanya kini tengah duduk di taman belakang rumah, setelah pulang sekolah Lisa terus saja diam tidak seperti biasanya.
"Eonni sudah meminum obat?"tanya Lisa.
"Sudah"
"Kapan eonni meminumnya?, aku tidak melihatnya"
"Saat kau sedang sibuk dengan dunia mu sendiri"
"Non Jennie, non Lisa ayo masuk makanannya sudah siap"seorang wanita paruh baya dengan apron di badannya berjalan mendekati kedua bersaudara itu.
"Baiklah bi Jang"jawab Lisa.
"Apa appa dan eomma sudah pulang bi?"tanya Jennie.
"Belum non, tuan dan nyonya akan pulang malam, katanya mereka akan lembur hari ini" Jennie hanya mengangguk mengerti mendengar penjelasan kepala maid di rumahnya itu.
"Ayo bi kita masuk, sekalian bibi ikut makan"Lisa menarik tangan bi Jang masuk kedalam rumah.
°
Lisa berlari tergesa-gesa menuruni anak tangga sambil melihat jam yang menempel di pergelangan tangannya.
"Auhh aku bisa terlambat"gumamnya, langkahnya terhenti saat suara wanita paruh baya terdengar di telinganya.
"Non Lisa sarapan dulu"teriaknya.
"Aku sudah tidak ada waktu bi, aku sudah terlambat. Aku pergi dulu"ucapnya lalu kembali berlari keluar rumah. Huff dia menghela nafas saat pak Jang sudah pergi mengantar Jennie.
"Tidak ada pilihan lain, aku harus naik bus" gumamnya lalu kembali berlari menuju halte bus yang sedikit jauh dari rumahnya, melupakan fakta kalau dia tidak boleh berlari, namun harus bagaimana lagi dia tidak ingin terlambat. Dia bernafas lega saat bus terparkir tepat saat dia datang
Lisa menatap kembali jam tangannya, masih ada 20 menit sebelum gerbang tutup, memang sekolahnya tutup di waktu masuk yaitu jam 7.30.
"Semoga saja aku tidak terlambat"gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan Seorang Adik
WerewolfIni tentang pengorbanan seorang gadis yang berkedudukan sebagai seorang adik. Di dalam kasus lain seorang kakak yang harus mengorbankan segala sesuatu, entah itu kasih sayang, mainan, bahkan perasaan mereka. Namun ini adalah kebalikan dari semua itu...